Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam menopang perekonomian negara mengingat kontribusinya yang cukup besar untuk membentuk produk domestik bruto dan mampu membuka kesempatan kerja serta menjadi salah satu sumber pemasukan devisa bagi negara.

Untuk itu, program pengembangan UMKM berorientasi ekspor menjadi salah satu program strategis Bank Indonesia dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta sebagai upaya untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

Dalam mengembangkan UMKM, Bank Indonesia menerapkan pendekatan end to end process atau dari hulu ke hilir. Hal ini berarti BI tidak hanya melakukan pendampingan, pembinaan serta memfasilitasi perbaikan dan kuantitas dari sisi produksi.

BI juga melakukan perbaikan dalam bidang manajemen, tata kelola dan administrasi, melatih kewirausahaan, sekaligus memberikan akses pembiayaan, pasar, dan bahan baku. Selain itu, BI juga menjembatani business matching dengan mengundang dan mempromosikan UMKM melalui pameran.

Salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM dan industri kecil menengah (IKM) untuk melakukan ekspor adalah keterbatasan pengetahuan mengenai informasi dan kesempatan untuk membuka pasar ekspor, seperti proses perizinan, promosi, penjualan sampai mekanisme pengiriman produk.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang bekerja sama dengan Komunitas Eksportir Muda Indonesia (KEMI) pada 28 Agustus 2019 menyelenggarakan workshop dengan tema "Ekspor Itu Mudah, Menuju UMKM-IKM Go Export". Kegiatan ini diikuti sekitar 100 pelaku UMKM-IKM dari Malang Raya yang bergerak di bidang fashion, batik, handycraft, dan makanan olahan yang berpotensi ekspor.

Peserta pelatihan yang mayoritas merupakan UMKM dan IKM binaan serta kaum muda ini dibekali berbagai ilmu agar bisa memasuki pasar ekspor. Terutama dalam bidang pemasaran yang memanfaatkan media daring serta dalam upaya meningkatkan kualitas produk yang berdaya saing.

Kepala Tim Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi KPw Bank Indonesia Malang Rini Mustikaningsih mengatakan bahwa pelatihan seperti ini sangat penting.

Menurut ia, produk UMKM Indonesia seperti fashion dan produk hasil pertanian kopi memiliki kualitas tinggi yang layak memasuki pasar internasional.

"Yang kita harapkan, ya tentu saja UMKM dan IKM itu produknya terus meningkat kualitasnya, sehingga bisa berlanjut ekspor. Yang belum ekspor bisa ekspor, dan yang sudah ekspor nantinya bisa meningkat ekspornya," imbuh perempuan berhijab itu.

Hal senada juga disampaikan Ketua KEMI Kustanto. Menurut ia, jika para pelaku UMKM dan IKM diwadahi, serta satu visi saat memasarkan produk, maka untuk menembus pasar global sangat mudah.

"Selama ini negara-negara Eropa, Timur Tengah dan Asia merupakan pasar potensial bagi produk UMKM dan IKM Indonesia," ujarnya.

Ke depan, tambah Kustanto, sejumlah negara yang notabene tidak dilirik, seperti Tanzania dan Maladewa akan menjadi bidikan para pelaku UMKM dan IKM Indonesia.

"Di negara-negara kepulauan tersebut tidak ada pabrikasi, sehingga membutuhkan produk-produk jadi dan ini menjadi peluang besar bagi para pelaku UMKM dan IKM kita," pungkasnya. (Adv/*)

Pewarta: Ahmad Saiful Afandi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019