Kepolisian Daerah Jawa Timur menyelidiki oknum aparat yang diduga melakukan rasis terhadap mahasiswa Papua seperti video yang viral di media sosial.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan saat acara cangkrukan Forkopimda Jatim bersama Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) di Surabaya, Senin (19/8) malam mengaku belum bisa mengambil tindakan terhadap video tersebut karena masih menjalin komunikasi dengan TNI.

"Ini kita lagi selidiki dan sudah kita komunikasikan berita-berita ini dan kita ada pihak yang memang kita akan komunikasikan dengan instansi terkait," ujar Luki.

Selain menyelidiki video rasis yang viral, Luki juga memastikan kalau pemeriksaan insiden perusakan bendera tetap berjalan. Sudah beberapa saksi dari mahasiswa Papua diperiksa di Mapolrestabes Surabaya.

"Sudah, pemeriksaan terkait saksi terkait bendera dan lain-lainnya itu sudah kami periksa dan memang berita ini datangnya darimana, TKP juga wktu itu sudah tidak ada," kata Luki.

"Kami juga sudah tanya dan sampaikan kepada mereka (mahasiswa Papua). Kita ada azas praduga tak bersalah dan memang kita lakukan pendataan dan kita kembalikan ke asrama karena siatuasi sudah kondusif," ujarnya, menambahkan.

Jenderal bintang dua ini menambahkan, pengamanan 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes ialah untuk kondusifitas. Hal itu dilakukan untuk meredam amarah ormas yang terus mengepung asrama mahasiswa Papua.

"Intinya kita amankan dalam rangka adanya massa yang cukup besar. Kami melihat situasi kondusif, kami melakukan masuk aparat kita ke dalam, memberi tahu mereka ayo kita ke ini (Polrestabes)," ujarnya.

Dia tak menampik pengamanan terhadap 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya itu membuat adanya kesalahpahaman.

"Mungkin pada saat itu ada miss, tapi setelah mereka (mahasiswa Papua) dibawa ke Polrestabes bilang terima kasih. Jadi kita tidak membeda-bedakan," katanya.

Luki juga menegaskan, soal video pemukulan dan penganiayaan mahasiswa Papua di Jatim merupakan hoaks. Dia juga menyatakan, penahanan atau memenjarakan mahasiswa Papua tidak pernah dilakukan kepolisian.

"Di jatim ini tidak terjadi seperti yang ada di berita, ada yang meninggal, ada yang dipukuli, ditembak, itu hoaks semuanya. Dan tidak ada penahanan," ucapnya.

Polda Jatim, lanjut Luki, ke depan akan berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kemenkominfo untuk mengusut video hoaks tersebut. "Cyber patroli selalu mencari berita itu tidak benar dari humas menyampaikan merilis bahwa berita ini bohong," kata Luki.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019