Sebanyak 59 desa yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengalami kesulitan air bersih, sehingga warga harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli air dan harus menunggu penyaluran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah setempat

Salah satu warga di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Sishadi Wilopo, kepada wartawan di Gresik, Selasa, mengatakan desanya merupakan lokasi yang paling parah terkena kesulitan air bersih dan telah terjadi selama tiga bulan terakhir,

Ia mengatakan, setiap harinya harus mengeluarkan uang Rp20 ribu hingga Rp40 ribu untuk membeli air, karena sumur yang biasanya dijadikan warga untuk mengambil air bersih mengalami kekeringan dan hanya mengeluarkan air yang rasanya asin.

"Oleh karena itu, ketika ada droping dari PDAM seperti saat ini kami sangat terbantu, karena sudah tiga bulan ini kesulitan air," katanya.

Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik Dianne Hetty mengaku telah menyiapkan lima armada truk tangki yang berisi air bersih, dan setiap hari menyasar beberapa desa yang mengalami kesulitan air.

"Kami sudah siapkan lima armada truk tanki dan siap keliling di beberapa desa yang mengalami kekeringan," katanya.

Ia mencatat, empat kecamatan yang terkena kesulitan air bersih masing-masing adalah Kecamatan Benjeng, Kedamean, Cerme dan Balungpanggang.

Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro mengatakan juga telah menerjunkan anggotanya untuk mengamankan droping air bersih, agar warga tidak berebut

"Kami juga membantu dengan memberikan air bersih karena kami mempunyai program Polisi Peduli, dan InsyAllah bisa meringankan, dan kami juga memberikan bantuan mengalirkan selang ke ratusan jerigen milik warga, agar tidak berebut dan berjalan tertib," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019