Mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya belajar membuat startup bisnis melalui pertunjukan teater boneka yang ditampilkan Flying Balloons Puppet Theatre yang merupakan rangkaian kegiatan "Career Camp 2019" di Yogyakarta, Rabu.

Koordinator Career Camp 2019 Jessie Monika, S.S menuturkan, sebanyak 35 mahasiswa yang ikut sengaja diperlihatkan pertunjukan teater boneka untuk pembelajaran bahwa sektor industri kreatif adalah sektor pertunjukan.

“Di UK Petra ada jurusan-jurusan tentang seni pertunjukan. Jadi kami berharap startup-nya nanti inspirasinya bisa dari berbagai bidang. Mulai teknologi sampai dengan penampilan. Bisa disebut sebagai variasi tapi pembelajarannya tetap dapat," katanya.

Jessie menjelaskan, dipilihnya penampilan teater boneka dari Flying Balloons Puppet Theatre Yogyakarta karena kelompok tersebut selama ini konsisten mengangkat isu lingkungan dalam setiap pertunjukan yang mereka mainkan.

"Saya pikir (Flying Balloons Puppet Theatre) ini menarik karena mereka berangkat sesuatu yang nyata. Begitu juga membangun startup juga harus nyata. Saya harap mahasiswa dapat banyak belajar dari hal itu," ujarnya.

Pendiri kelompok teater boneka Flying Balloons Puppet Theatre Yogyakarta Rangga Dwi Apriadinnur mengatakan dalam pertunjukan kali ini bercerita tentang kehidupan orangutan bernama Pongo Abeli yang mulai terusir dari habitatnya di hutan di di daerah Tapanuli, Sumatera Utara.

Pada pertunjukan tersebut, tiga pemain drama yakni Rangga Dwi Apriadinnur, Khoirul Anwar dan Yunita Nursafitri bermain apik. Ditambah alunan musik dari Yoga Usman sehingga membuat penonton ikut larut dalam alur cerita yang telah diciptakan.

"Dalam cerita ini, pada bagian pertama dibuat untuk pertanyaan. Hutan habis, lalu orangutan akan tinggal di mana. Sementara ketika adegan terakhir, dua orang pergi menandakan saat ini hanya segelintir orang yang akan peduli nasib orangutan," ujar pria yang sutradara pertunjukan Pongo Abeli.

Pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini mengemukakan kelompoknya konsisten mengangkat isu lingkungan karena latar belakangnya yang dekat dengan alam.

"Sejak umur lima tahun saya sudah bermain dengan monyet. Sementara ayah saya di Mataram merupakan nelayan. Jadi saya tergugah mengangkat isu lingkungan di setiap pertunjukan yang saya mainkan," katanya.

Dia mengaku akan terus memainkan dan mengangkat isu lingkungan yang ada di Indonesia sampai banyak orang peduli tentang isu tersebut.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019