Tingginya harga cabai rawit menjadi pemicu terbesar laju inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, sebesar 0,17 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 134,47 persen pada Juli 2019.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar inflasi adalah kenaikan harga cabai rawit, daging ayam ras, tukang bukan mandor, kacang panjang, dan terong panjang," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Umar Sjaifudin di Madiun, Senin.

Menurut dia, andil kenaikan harga cabai rawit di Kota Madiun tergolong tinggi dalam laju inflasi bulan Juli 2019, yakni sebesar 0,13 persen.

"Angka itu kira-kira dua per tiga dalam menyumbang laju inflasi dari inflasi Kota Madiun yang mencapai 0,17 persen," kata dia.

Tingginya andil kenaikan harga cabai rawit terhadap inflasi tidak hanya terjadi di Kota Madiun, namun juga di daerah lain, bahkan merata secara nasional. Di Jawa Timur, cabai rawit menyumbang inflasi di Kabupaten Sumenep, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Provinsi Jawa Timur.

Ia menilai harga cabai rawit yang melonjak tinggi tersebut dipengaruhi faktor musiman di lapangan, sehingga keberadaan cabai di pasaran langka dan berdampak pada kenaikan harga. Di Kota Madiun tercatat kenaikan harga cabai mencapai lebih dari 66 persen dari harga normalnya.

"Terkait hal itu, kami berharap agar Pemkot Madiun dan TPID intensif menggelar operasi pasar dan upaya lainnya, sehingga pada bulan Agustus harga bisa turun dan tidak memicu inflasi yang signifikan," katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok di antaranya mengalami inflasi. Yakni tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,46 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar 0,38 persen; kelompok sandang 0,34 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan temakau sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,33 persen.

Adapun, komoditas yang menekan laju inflasi tercatat, komoditas kelapa, tarif kereta api, minyak goreng, bawang putih, daging sapi, tomat, dan wortel.

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi sedangkan dua kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,44 persen, diikuti Banyuwangi 0,39 persen, Jember 0,24 persen, Malang 0,20 persen, Madiun 0,17 persen, dan Surabaya 0,11 persen.

Sedangkan yang mengalami deflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,08 persen dan Kota Probolinggo mengalami deflasi 0,05 persen. Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019