Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin pada ajang "Pawai Etnic Carnival" yang digelar di daerah itu menyongsong HUT ke-74 Kemerdekaan RI, memengajak kaum milenial agar turut serta melestarikan budaya Jawa.
"Ini kostum casual saja, cuma hem terus dibebet dengan kain jarik kemudian pakai blangkon," kata Bupati Nur Arifin yang dikonfirmasi usai mengikuti Pawai Etnic Carnival tingkat SMA/SMK keliling jalan raya di Kota Trenggalek, Sabtu.
Laiknya peserta pawai lain, Nur Arifin tampil bersahaja dengan nuansa Jawa, demikian juga sang istri Novita Hardiny yang menggendong putra mereka yang masih balita.
Sambil berjalan kaki mengikuti rute pawai, tokoh muda yang akrab disapa Mas Ipin ini berinteraksi akrab dengan warganya. Tak sedikit warga yang memanfaatkan momentum langka itu untuk berfoto bersama.
Ia berujar, maraknya budaya pop (pop culture) telah menyebabkan kaum milenial meniru budaya-budaya asing dan mengenyampingkan budaya asli sebagai identitas bangsa.
Hal itulah yang membuat bupati termuda ini ingin mendorong kaum milenial untuk ikut melestarikan budaya warisan leluhur.
Dalam berbagai kesempatan, tak jarang ia mengenakan atribut adat Jawa, seperti halnya dalam kegiatan karnaval etnik tersebut.
"Maksud saya, biar anak-anak milenial itu tidak merasa bahwa adat Jawa itu ribet. Jowo itu artinya 'mowo coro' (banyak cara). Jadi ada cara untuk kita berpenampilan berkepribadian bangsa tanpa harus ribet," katanya.
Meskipun sederhana cara berpakaian Nur Arifin diakuinya cukup modis, namun tetap tidak meninggalkan nuansa Jawa.
Dia mengakui bahwa cara berpakaian seperti ini bisa dijadikan acuan bagi generasi muda untuk tetap melestarikan pakaian adat.
Kehadiran Bupati Trenggalek dan istri di antara barisan kehormatan Setda Trenggalek, menjadikan pusat perhatian masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Ini kostum casual saja, cuma hem terus dibebet dengan kain jarik kemudian pakai blangkon," kata Bupati Nur Arifin yang dikonfirmasi usai mengikuti Pawai Etnic Carnival tingkat SMA/SMK keliling jalan raya di Kota Trenggalek, Sabtu.
Laiknya peserta pawai lain, Nur Arifin tampil bersahaja dengan nuansa Jawa, demikian juga sang istri Novita Hardiny yang menggendong putra mereka yang masih balita.
Sambil berjalan kaki mengikuti rute pawai, tokoh muda yang akrab disapa Mas Ipin ini berinteraksi akrab dengan warganya. Tak sedikit warga yang memanfaatkan momentum langka itu untuk berfoto bersama.
Ia berujar, maraknya budaya pop (pop culture) telah menyebabkan kaum milenial meniru budaya-budaya asing dan mengenyampingkan budaya asli sebagai identitas bangsa.
Hal itulah yang membuat bupati termuda ini ingin mendorong kaum milenial untuk ikut melestarikan budaya warisan leluhur.
Dalam berbagai kesempatan, tak jarang ia mengenakan atribut adat Jawa, seperti halnya dalam kegiatan karnaval etnik tersebut.
"Maksud saya, biar anak-anak milenial itu tidak merasa bahwa adat Jawa itu ribet. Jowo itu artinya 'mowo coro' (banyak cara). Jadi ada cara untuk kita berpenampilan berkepribadian bangsa tanpa harus ribet," katanya.
Meskipun sederhana cara berpakaian Nur Arifin diakuinya cukup modis, namun tetap tidak meninggalkan nuansa Jawa.
Dia mengakui bahwa cara berpakaian seperti ini bisa dijadikan acuan bagi generasi muda untuk tetap melestarikan pakaian adat.
Kehadiran Bupati Trenggalek dan istri di antara barisan kehormatan Setda Trenggalek, menjadikan pusat perhatian masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019