Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memberikan jalur alternatif sebagai solusi atas ditutupnya jalan raya Sukodono menyusul adanya pembangunan jembatan yang berada di Jalan Raya Sukodono.
Kepala Dishub Kabupaten Sidoarjo Bahrul Amig di Sidoarjo, Selasa, mengatakan, perubahan jalur alternatif tersebut dilakukan pascakeluhan dari sejumlah warga dan terjadinya beberapa insiden di jalur alternatif yang ada selama beberapa pekan terakhir.
"Tim juga berkordinasi dengan instansi terkait. Termasuk Polsek Sukodono terkait dengan jalur alternatif ini," tambahnya.
Ia mengemukakan, dari hasil evaluasi, jalur alternatif dari selatan lewat Pademonegoro lalu di pertigaan dekat MI Maarif belok kanan melewati Plumbungan. Di pertigaan Sawo Bangsri belok kiri lanjut belok kanan melewati jembatan ke kanan tembus ke perempatan Dungus.
"Sementara, dari Utara atau dari perempatan Dungus, jalur alternatifnya ke kiri jalan Masangan Wetan, di pertigaan Masjid Baitul Maghfirah belok kanan menuju jalan Suruh. Di Simpang tiga Suruh belok kanan ke jalan Imam Bonjol, sampai ke simpang tiga Polsek Sukodono," jelasnya.
Ia menerangkan, penentuan jalur alternatif itu sifatnya diskresi. Sehingga, ketika diperlukan, bisa dievaluasi dan diubah sebagaimana hasil kajian dan evaluasi lapangan.
"Selama ini, sejak jembatan di Jalan Raya Sukodono dibongkar, kendaraan dari Selatan harus belok ke kanan di dekat Polsek Sukodono. Sekitar 1,5 kilometer ke Timur kemudian belok kiri melewati Desa Suruh dan area persawahan di Dusun Lengki. Terus sampai ke Desa Klopo Sepuluh dan belok kiri ke pertigaan Dungus," lanjutnya.
Sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan jika harus memutar lebih jauh akibat adanya pembangunan jembatan di Jalan Raya Sukodono tersebut. Warga berharap perbaikan Jalan Raya Sukodono bisa segera diselesaikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Dishub Kabupaten Sidoarjo Bahrul Amig di Sidoarjo, Selasa, mengatakan, perubahan jalur alternatif tersebut dilakukan pascakeluhan dari sejumlah warga dan terjadinya beberapa insiden di jalur alternatif yang ada selama beberapa pekan terakhir.
"Tim juga berkordinasi dengan instansi terkait. Termasuk Polsek Sukodono terkait dengan jalur alternatif ini," tambahnya.
Ia mengemukakan, dari hasil evaluasi, jalur alternatif dari selatan lewat Pademonegoro lalu di pertigaan dekat MI Maarif belok kanan melewati Plumbungan. Di pertigaan Sawo Bangsri belok kiri lanjut belok kanan melewati jembatan ke kanan tembus ke perempatan Dungus.
"Sementara, dari Utara atau dari perempatan Dungus, jalur alternatifnya ke kiri jalan Masangan Wetan, di pertigaan Masjid Baitul Maghfirah belok kanan menuju jalan Suruh. Di Simpang tiga Suruh belok kanan ke jalan Imam Bonjol, sampai ke simpang tiga Polsek Sukodono," jelasnya.
Ia menerangkan, penentuan jalur alternatif itu sifatnya diskresi. Sehingga, ketika diperlukan, bisa dievaluasi dan diubah sebagaimana hasil kajian dan evaluasi lapangan.
"Selama ini, sejak jembatan di Jalan Raya Sukodono dibongkar, kendaraan dari Selatan harus belok ke kanan di dekat Polsek Sukodono. Sekitar 1,5 kilometer ke Timur kemudian belok kiri melewati Desa Suruh dan area persawahan di Dusun Lengki. Terus sampai ke Desa Klopo Sepuluh dan belok kiri ke pertigaan Dungus," lanjutnya.
Sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan jika harus memutar lebih jauh akibat adanya pembangunan jembatan di Jalan Raya Sukodono tersebut. Warga berharap perbaikan Jalan Raya Sukodono bisa segera diselesaikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019