Mimpi menjadi kenyataan, menyaksikan Panda di habitatnya di Chengdu, Provinsi Sichuan, RRT, tepatnya di lembaga konservasi "si lucu dan menggemaskan" ini. Chengdu merupakan tempat bagi 80 persen Panda di China.

Saat itu, awal Juli 2019, delegasi media dari Jatim dan Jateng bersama Lovina (liu Jianhui) staf Konjen RRT di Surabaya mengunjungi "hutan" seluas 100 hektare di lembaga konservasi yang menjadi tempat penangkaran ini.

Untuk umum membayar tiket 55 yuan atau sekitar Rp110 ribu, pengunjung menelusuri hutan rimbun dominan ditumbuhi bambu kecil yang merupakan santapan utama Panda, gemericik air di sungai juga menyertai dan menambah sejuk suasana saat itu, di mana hujan rintik turun.

"Kandang" berupa alam terbuka, hanya dibatasi tembok setinggi sekitar 60 centimeter serta kolam sekeliling kita bisa menyaksikan beberapa Panda tampak menikmati bambu (makan), sesekali "bercanda" sambil berguling-guling (mengemaskan).
Panda raksasa bercanda (Foto: Chandra HN)

Beruntung saat itu dipamerkan bayi Panda yang baru lahir beberapa hari sebelumnya. Namun, karena membeludaknya pengunjung, bayi panda hanya bisa dilihat sepintas, agar semua pengunjung bisa melihat dari dekat bayi panda dalam inkubator yang dibatasi kaca.

Satwa jenis beruang berwarna hitam dan putih ini merupakan ikon bagi China, sehingga juga dijadikan "alat" diplomasi bagi Negeri Panda dalam kontek hubungan luar negeri dengan mancanegara maupun untuk penelitian.

"Kami sudah mengembangbiakkan Panda hingga 198 ekor, di mana 100 ekor di antaranya 'dikirim' atau menjadi duta ke sejumlah negara, termasuk sepasang di antaranya ke Indonesia (Taman Safari)," ungkap petugas pemandu di lembaga konservasi panda di Chengdu, Charlotte.

Charlotte menerangkan bahwa pengiriman panda ke luar negeri umumnya untuk kepentingan konservasi sehingga setiap pengiriman selalu berupa sepasang jantan dan betina. Kalau yang ke Jepang memang ada kerja sama penelitian. Untuk memudahkan pengawasan, setiap panda diberi nama dan nomer.

Panda yang memiliki masa hidup hingga 30 tahun itu tergolong tidak mudah berkembang biak. Karena itu, langkah konservasi dan penelitian terus diupayakan.

Charlotte juga menjelaskan bahwa taman konservasi yang didirikan tahun 1987 itu menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Chengdu. Setiap hari rata-rata ada 20.000 pengunjung, baik dari China maupun wisman.
Panda Merah (Ailurus fulgens) (Foto: Chandra HN)

Di kawasan konservasi ini juga terdapat Panda Merah (Ailurus fulgens) melintas di atas tangga taman atau bergelentungan di tambang, ukuran "si merah" lebih kecil dari Panda Raksasa.

Panda Merah merupakan salah satu binatang yang dilindungi di China dan masuk dalam satwa langka menurut International Union for Conservation of Nature karena populasinya diperkirakan kurang dari 10.000 ekor.(*)

Video Oleh Chandra Hamdani Noor
 

Pewarta: Chandra Hamdani Noor

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019