Kepala Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jember Rukman Supriatna mengatakan kawasan hutan jati di wilayah Perhutani Kabupaten Jember, Jawa Timur, rawan terjadi kebakaran selama musim kemarau, sehingga pihaknya bersama masyarakat dan sejumlah pihak menggelar simulasi pengendalian kebakaran di kawasan hutan jati di Desa Seputih, Selasa.

"Kami menggelar simulasi pengendalian kebakaran hutan untuk meningkatkan kemampuan petugas perhutani dan masyarakat dalam menanggulangi kebakaran hutan yang bisa terjadi sewaktu-waktu selama musim kemarau," katanya di kawasan hutan jati di Desa Seputih, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan simulasi tersebut juga dapat meningkatkan kesiapsiagaan pihak Perum Perhutani dalam menghadapi kebakaran hutan dan adanya sinergi antara semua pihak untuk dapat memadamkan kebakaran yang mudah terjadi di kawasan hutan milik Perhutani.

"Seluruh kawasan hutan Perhutani seluas 72.000 hektare rawan terjadi kebakaran, namun ada tiga hingga empat titik yang paling rawan dan mendapat prioritas kewaspadaan yakni kawasan hutan jati di Kecamatan Ambulu, Mayang, dan Wuluhan,"katannya.

Rukman mengatakan biasanya kebakaran hutan jati yang terjadi di kawasan Perum Perhutani KPH Jember karena faktor manusia yang membuang puntung rokok secara sembarangan hingga menyebabkan kebakaran hutan.

"Saya mengimbau kepada masyarakat di kawasan tepi hutan untuk ikut menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan bersinergi dengan pihak Perhutani untuk mengendalikan kebakaran hutan, apabila terjadi sewaktu-waktu pada musim kemarau seperti ini," ujarnya.

Sementara salah seorang warga yang tinggal di tepi hutan Muhammad mengapresiasi kegiatan simulasi pengendalian kebakaran hutan yang digelar Perhutani dengan sejumlah pihak yang melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan masyarakat.

"Dengan simulasi ini masyarakat di kawasan hutan bisa mengetahui cara untuk mengendalikan api yang membakar kawasan hutan, sehingga bisa membantu petugas untuk memadamkan kobaran api," katanya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019