Pengamat politik asal Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Prasetiyono menilai PDI Perjuangan sedang menyiapkan kejutan menyongsong Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya yang diselenggarakan 2020.
“Layaknya permainan catur, langkah yang dilakukan DPP PDIP penuh kejutan dan belum terbaca terang strategi apa yang sebenarnya ingin dimainkan,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, langkah kejut yang dilakukan partai politik peraih suara terbanyak tingkat Surabaya pada Pemilu 2019 tersebut telah dimulai dengan pergantian kepengurusan DPC PDI Perjuangan setempat.
Langkah kejut itu, kata dia, bisa dimaknai dengan dua kemungkinan yaitu mengacaukan fokus lawan politik yang digiring kepada pemikiran bahwa DPP PDIP punya ”kehendak lain” dengan tidak lagi meletakkan Whisnu Sakti Buana sebagai ketua DPC.
”Fokus pemetaan lawan politik akan pecah kepada pertanyaan-pertanyaan, ’kalau bukan Mas Whisnu, lalu siapa?’ Di sini terlihat permainan politik DPP PDIP canggih dan tidak bisa ditebak,” katanya.
Kemungkinan kedua, lanjut dia, justru memberi ruang Whisnu lebih luas dengan adanya perubahan pengurus sehingga bisa lebih bergegas fokus sebagai petahana untuk meningkatkan elektabilitas.
”Mas Whisnu memiliki waktu lebih luas untuk berperan sebagai Wakil Walikota dan intens bertemu rakyat. Di sisi lain, partai di bawah kendali Adi Sutarwijono juga dikenal piawai melakukan politik publik,” katanya.
Mantan komisioner KPU Jatim itu mengatakan PDI Perjuangan memiliki tradisi menang yang panjang dalam pertarungan di Pilkada Surabaya, yakni sejak periode Bambang DH hingga saat ini Tri Rismaharini.
Dengan demikian, paduan tradisi menang dan langkah kejut DPP PDIP semakin memusingkan lawan-lawan politik yang dari pemilu ke pemilu ingin mendongkel dominasi PDIP di Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019