Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengingatkan masyarakat untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menghindari penyakit, terutama Hepatitis A yang sempat melanda sejumlah daerah di wilayah setempat.
"Semuanya wajib waspada dan intinya harus PHBS guna mencegah Hepatitis A," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Kohar Hari Santoso ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Sabtu.
Beberapa waktu lalu, ratusan warga di sejumlah daerah di Jatim teridap virus Hepatitis A, terutama di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek.
Berdasarkan data awal Juli 2019, saat itu jumlah penderitanya terbanyak di Pacitan, yaitu di Sudimoro 527 orang, Ngadirojo 176 orang, Sukorejo 82 orang, Tulakan 69 orang, Wonokarto 54 orang, Arjosari 33 orang, Bubakan 25 orang, Tegalombo lima orang dan Ketrowonojoyo empat orang.
Menurut dia, wabah hepatitis A di Pacitan disebutnya sejak Ramadhan lalu dan penularannya terjadi melalui buah-buahan yang diduga terkontaminasi oleh orang yang sudah menderita sakit tersebut, namun saat ini fasenya sudah menurun.
Mantan Direktur Utama RSU dr Soedono Madiun tersebut meminta masyarakat selalu waspada, terutama saat ini memasuki musim kering.
"Musim seperti ini mencari air sulit sehingga masyarakat yang mendapat air supaya menggunakannya jangan sembarangan," katanya.
Selain itu, penggunaan air tidak sembarangan juga harus dilakukan saat mencuci piring, memasak air dan memastikan air yang diminum sudah dimasak matang atau mendidih. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Semuanya wajib waspada dan intinya harus PHBS guna mencegah Hepatitis A," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Kohar Hari Santoso ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Sabtu.
Beberapa waktu lalu, ratusan warga di sejumlah daerah di Jatim teridap virus Hepatitis A, terutama di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek.
Berdasarkan data awal Juli 2019, saat itu jumlah penderitanya terbanyak di Pacitan, yaitu di Sudimoro 527 orang, Ngadirojo 176 orang, Sukorejo 82 orang, Tulakan 69 orang, Wonokarto 54 orang, Arjosari 33 orang, Bubakan 25 orang, Tegalombo lima orang dan Ketrowonojoyo empat orang.
Menurut dia, wabah hepatitis A di Pacitan disebutnya sejak Ramadhan lalu dan penularannya terjadi melalui buah-buahan yang diduga terkontaminasi oleh orang yang sudah menderita sakit tersebut, namun saat ini fasenya sudah menurun.
Mantan Direktur Utama RSU dr Soedono Madiun tersebut meminta masyarakat selalu waspada, terutama saat ini memasuki musim kering.
"Musim seperti ini mencari air sulit sehingga masyarakat yang mendapat air supaya menggunakannya jangan sembarangan," katanya.
Selain itu, penggunaan air tidak sembarangan juga harus dilakukan saat mencuci piring, memasak air dan memastikan air yang diminum sudah dimasak matang atau mendidih. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019