Sejumlah petugas dari PT KAI melakukan sosialisasi keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api di SMK Negeri 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.
Di hadapan ratusan siswa baru yang sedang mengikuti program pengenalan lingkungan sekolah (PPLS), Manajer Pengamanan Objek Vital dan Aset PT KAI Daop Madiun Muhammad Safriadi aktif mengenalkan standar operasional prosedur keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api.
Dibantu gambar slide foto dan video yang ditayangkan ke layar proyektor di dinding aula SMKN 1 Rejotangan, purnawirawan perwira militer yang kini aktif mengabdi di PT KAI itu mengedukasi siswa untuk menghindari perilaku tidak aman apalagi merusak yang bisa mengganggu keamanan serta keselamatan perjalanan kereta api.
"Ini adalah acara yang rutin kami laksanakan. Namanya pembinaan masyarakat dan kewilayahan. Dalam hal ini menyosialisasikan keselamatan dan perjalanan kereta api," kata Safriadi dikonfirmasi usai kegiatan Binsos di SMKN 1 Rejotangan.
Dikatakan, SMKN 1 Rejotangan menjadi salah satu fokus sasaran sosialisasi keselamatan perjalanan kereta api karena lokasi sekolah ini yang persis di samping jalur kereta api di Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan.
Di Daop 7 Madiun, kata Safriadi, ada banyak lembaga sekolah yang diberi program bina sosial dengan tema yang sama.
Hal itu dikarenakan potensi gangguan keselamatan dan keamanan yang berdampak terhadap kelancaran perjalanan KA banyak kasus disebabkan oleh olah iseng anak kecil atau anak usia sekolah. Misal aksi pelemparan batu ke arah lokomotif/gerbong kereta api, pengganjalan rel dengan kayu, perusakan jalur kereta, anak bermain di jalur KA, aktivitas pasar di sekitar jalur KA dan sebagainya.
"Termasuk juga bahaya perlintasan liar (ilegal) tanpa palang pintu yang dibuat masyarakat," katanya
Menurut Safriadi, semua potensi gangguan itu apabila sudah terjadi akan berdampak pada gangguan perjalanan kereta api. Sebab semua membutuhkan evakuasi, kereta berhenti dan sebagiannya yang sekali lagi berkontribusi terhadap hambatan perjalanan KA.
"Karena itulah perlu terus kami lakukan upaya sosialisasi agar perjalanan kereta api lancar," katanya.
Disebutkan, angka korban yang meninggal akibat kecelakaan yang melibatkan kereta api cukup tinggi. Secara nasional tercatat mencapai kisaran 600-700 orang dalam kurun 2018 dengan penyebab utama akibat perlintasan kereta api liar/ilegal.
Tahun ini angka kasusnya diperkirakan masih hampir sama, kendati di wilayah Daop 7 disebut Safriadi baru terjadi pada dua korban.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Wakil Kepala SMKN 1 Rejotangan Rohadiono mengatakan, pihaknya sengaja mengundang perwakilan PT KAI untuk memberikan keselamatan dan keamanan perjalanan KA karena lokasi sekolah mereka yang berhadapan langsung dengan jalur KA.
"Kami ingin anak-anak sekolah kita tidak sampai menjadi korban. Sebenarnya nasihat dan imbauan untuk tidak bermain di jalur KA dan berhati-hati saat menyeberang di perlintasan sudah kami lakukan. Tapi tentu akan lebih mengena dan diperhatikan lagi jika yang memberi sosialisasi dari pihak polsuska atau KAI langsung," kata Rohadiono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Di hadapan ratusan siswa baru yang sedang mengikuti program pengenalan lingkungan sekolah (PPLS), Manajer Pengamanan Objek Vital dan Aset PT KAI Daop Madiun Muhammad Safriadi aktif mengenalkan standar operasional prosedur keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api.
Dibantu gambar slide foto dan video yang ditayangkan ke layar proyektor di dinding aula SMKN 1 Rejotangan, purnawirawan perwira militer yang kini aktif mengabdi di PT KAI itu mengedukasi siswa untuk menghindari perilaku tidak aman apalagi merusak yang bisa mengganggu keamanan serta keselamatan perjalanan kereta api.
"Ini adalah acara yang rutin kami laksanakan. Namanya pembinaan masyarakat dan kewilayahan. Dalam hal ini menyosialisasikan keselamatan dan perjalanan kereta api," kata Safriadi dikonfirmasi usai kegiatan Binsos di SMKN 1 Rejotangan.
Dikatakan, SMKN 1 Rejotangan menjadi salah satu fokus sasaran sosialisasi keselamatan perjalanan kereta api karena lokasi sekolah ini yang persis di samping jalur kereta api di Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan.
Di Daop 7 Madiun, kata Safriadi, ada banyak lembaga sekolah yang diberi program bina sosial dengan tema yang sama.
Hal itu dikarenakan potensi gangguan keselamatan dan keamanan yang berdampak terhadap kelancaran perjalanan KA banyak kasus disebabkan oleh olah iseng anak kecil atau anak usia sekolah. Misal aksi pelemparan batu ke arah lokomotif/gerbong kereta api, pengganjalan rel dengan kayu, perusakan jalur kereta, anak bermain di jalur KA, aktivitas pasar di sekitar jalur KA dan sebagainya.
"Termasuk juga bahaya perlintasan liar (ilegal) tanpa palang pintu yang dibuat masyarakat," katanya
Menurut Safriadi, semua potensi gangguan itu apabila sudah terjadi akan berdampak pada gangguan perjalanan kereta api. Sebab semua membutuhkan evakuasi, kereta berhenti dan sebagiannya yang sekali lagi berkontribusi terhadap hambatan perjalanan KA.
"Karena itulah perlu terus kami lakukan upaya sosialisasi agar perjalanan kereta api lancar," katanya.
Disebutkan, angka korban yang meninggal akibat kecelakaan yang melibatkan kereta api cukup tinggi. Secara nasional tercatat mencapai kisaran 600-700 orang dalam kurun 2018 dengan penyebab utama akibat perlintasan kereta api liar/ilegal.
Tahun ini angka kasusnya diperkirakan masih hampir sama, kendati di wilayah Daop 7 disebut Safriadi baru terjadi pada dua korban.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Wakil Kepala SMKN 1 Rejotangan Rohadiono mengatakan, pihaknya sengaja mengundang perwakilan PT KAI untuk memberikan keselamatan dan keamanan perjalanan KA karena lokasi sekolah mereka yang berhadapan langsung dengan jalur KA.
"Kami ingin anak-anak sekolah kita tidak sampai menjadi korban. Sebenarnya nasihat dan imbauan untuk tidak bermain di jalur KA dan berhati-hati saat menyeberang di perlintasan sudah kami lakukan. Tapi tentu akan lebih mengena dan diperhatikan lagi jika yang memberi sosialisasi dari pihak polsuska atau KAI langsung," kata Rohadiono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019