Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pada Juni 2019 Kota Madiun mengalami inflasi dengan laju sebesar 0,22 persen yang didorong oleh kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Kepala BPS Kota Madiun Umar Sjaifudin mengatakan, kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan telah menyumbang inflasi hingga sebesar 1,30 persen.

"Inflasi Kota Madiun pada bulan Juni yang mencapai 0,22 persen dipengaruhi paling banyak oleh angkutan antarkota. Hal itu karena bulan Juni ada momentum Ramadhan dan Lebaran 2019 yang diwarnai dengan kegiatan mudik dan balik," ujar Sjaifudin di Madiun, Selasa.

Menurut dia, faktor yang mendorong terjadinya inflasi pada angkutan antarkota adalah kenaikan tarif kereta api, bus, dan kendaraan angkutan lainnya. Termasuk juga jasa rental atau carter mobil.

Komoditas lain yang juga signifikan menyumbang inflasi di antaranya adalah kenaikan harga pada kelapa, sate, tarif kereta api, daging sapi, dan emas perhiasan. Kemudian buh pir, kacang panjang, dan kue kering berminyak.

Sedangkan komoditas penekan inflasi, di antaranya akibat menurunnya harga daging ayam ras, bawang putih, bawang merah, semangka, pisang, telur ayam ras, minyak goreng, dan pepaya.

Sementara itu Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Madiun Bobby Eko Heru Mulyadi mengatakan untuk bulan Juli ada beberapa hal yang perlu diwaspadai karena berpotensi menyumbang inflasi. Di antaranya adalah biaya masuk sekolah anak dan keperluan sekolah untuk tahun ajaran baru.

"Puncak dari inflasi itu biasanya sebelum lebaran. Harapan kami sudah terlewati di bulan Mei kemarin. Di bulan Juli, hal yang berpotensi menyumbang inflasi adalah kelompok sandang yang berkaitan dengan seragam dan biaya sekolah lainnya yang berhubungan dengan keperluan tahun ajaran baru sekolah," kata Bobby.

Data BPS mencatat, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jatim, enam kota/kabupaten mengalami inflasi dan dua daerah deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,48 persen, Banyuwangi 0,36 persen, Madiun 0,22 persen, dan Surabaya 0,21 persen.

Sedangkan deflasi di Jawa Timur terjadi di Kabupaten Jember, sebesar 0,16 persen dan Kota Malang sebesar 0,17 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019