Festival inovasi pelayanan publik hingga teknologi terapan oleh para pelajar dan mahasiswa Banyuwangi, Jawa Timur, meriahkan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2019 yang berlangsung selama dua hari (29 hingga 30 Juni 2019).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu, mengatakan bahwa festival inovasi ini tak ubahnya ruang pamer beragam inovasi yang telah dikembangkan pemkab selama tujuh tahun terakhir, dan ratusan inovasi yang telah dikembangkan pemkab ditampilkan ke publik dalam festival tersebut.
"Ada 340 inovasi yang 'digeber' pemkab selama tujuh tahun terakhir. Mulai dari level desa hingga inovasi dari instansi. Bahkan lewat ratusan inovasi telah mengantarkan Banyuwangi meraih penghargaan kabupaten paling inovatif dari Kementrian Dalam Negeri pada tahun 2018 lalu," ujar Bupati Anas.
Selain itu, lanjutnya, inovasi ini untuk menyemangati pihak lain agar bersemangat berinovasi. Bupati Anas mengutip Peter Drucker seorang pakar manajemen, bahwa ada tiga hal yang perlu dikuasai sebuah institusi dalam era sekarang, yaitu pemasaran, kecepatan dan inovasi.
"Inovasi itu penting dilakukan bila kita ingin bertahan di zaman sekarang. Oleh karena itu, festival ini kami gagas agar menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat antar institusi, dengan dipertemukan akan tumbuh semangat bersaing untuk menghadirkan pelayanan publik yang memudahkan rakyat," tuturnya.
Salah satu inovasi yang dipamerkan dalam festival itu, adalah SIMAS Mandiri (sistem pelayanan masyarakat melayani sendiri) yang dikembangkan Pemerintah Desa Genteng Kulon. Layanan berbasis "self-service" ini mampu melayani setidaknya 27 macam pelayanan administrasi masyarakat.
"Pemerintah desa yang lain supaya bisa belajar dari berbagai inovasi yang dikembangkan di desa lain," kata Bupati Banyuwangi dua periode itu.
Menurut Anas, jika beragam program inovatif yang "digeber" pemkab ini berhasil, akan menjadikan Banyuwangi didatangi ribuan orang untuk melihat langsung beragam program inovatif.
"Setiap tahun ada sekitar 7.000 orang dari seluruh Indonesia yang ingin berbagi program-program inovasi yang dikembangkan oleh pemkab. Kami menyebutnya dengan wisata pelayanan publik," kata Anas.
Aneka inovasi pada bidang teknologi terapan yang dihasilkan oleh siswa maupun mahasiswa di Banyuwangi, seperti dari Politeknik Negeri Banyuwangi yang mengembangkan mobil listrik, hingga SMKN 1 Glagah yang menemukan cara penyiraman tumbuhan dengan kendali gadget.
"Ini untuk mendorong para pelajar maupun mahasiswa yang melakukan riset tersebut dapat diketahui publik. Sehingga ke depannya, temuan mereka bisa dikembangkan langsung di tengah masyarakat," katanya.
Festival ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Khairul Anwar, dan ia juga mengaku sangat terkesan dengan ribuan inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi.
"Kami dari pusat ini senang dengan daerah yang banyak inovasi, kami terus berkolaborasi. Contohnya Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi yang telah kami dirikan di sini. Untuk programnya kami serahkan sepenuhnya pada daerah dan kami akan mendukung pelatihan apa saja yang akan dibutuhkan. Bagi kami SDM yang terlatih akan menghasilkan inovasi," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu, mengatakan bahwa festival inovasi ini tak ubahnya ruang pamer beragam inovasi yang telah dikembangkan pemkab selama tujuh tahun terakhir, dan ratusan inovasi yang telah dikembangkan pemkab ditampilkan ke publik dalam festival tersebut.
"Ada 340 inovasi yang 'digeber' pemkab selama tujuh tahun terakhir. Mulai dari level desa hingga inovasi dari instansi. Bahkan lewat ratusan inovasi telah mengantarkan Banyuwangi meraih penghargaan kabupaten paling inovatif dari Kementrian Dalam Negeri pada tahun 2018 lalu," ujar Bupati Anas.
Selain itu, lanjutnya, inovasi ini untuk menyemangati pihak lain agar bersemangat berinovasi. Bupati Anas mengutip Peter Drucker seorang pakar manajemen, bahwa ada tiga hal yang perlu dikuasai sebuah institusi dalam era sekarang, yaitu pemasaran, kecepatan dan inovasi.
"Inovasi itu penting dilakukan bila kita ingin bertahan di zaman sekarang. Oleh karena itu, festival ini kami gagas agar menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat antar institusi, dengan dipertemukan akan tumbuh semangat bersaing untuk menghadirkan pelayanan publik yang memudahkan rakyat," tuturnya.
Salah satu inovasi yang dipamerkan dalam festival itu, adalah SIMAS Mandiri (sistem pelayanan masyarakat melayani sendiri) yang dikembangkan Pemerintah Desa Genteng Kulon. Layanan berbasis "self-service" ini mampu melayani setidaknya 27 macam pelayanan administrasi masyarakat.
"Pemerintah desa yang lain supaya bisa belajar dari berbagai inovasi yang dikembangkan di desa lain," kata Bupati Banyuwangi dua periode itu.
Menurut Anas, jika beragam program inovatif yang "digeber" pemkab ini berhasil, akan menjadikan Banyuwangi didatangi ribuan orang untuk melihat langsung beragam program inovatif.
"Setiap tahun ada sekitar 7.000 orang dari seluruh Indonesia yang ingin berbagi program-program inovasi yang dikembangkan oleh pemkab. Kami menyebutnya dengan wisata pelayanan publik," kata Anas.
Aneka inovasi pada bidang teknologi terapan yang dihasilkan oleh siswa maupun mahasiswa di Banyuwangi, seperti dari Politeknik Negeri Banyuwangi yang mengembangkan mobil listrik, hingga SMKN 1 Glagah yang menemukan cara penyiraman tumbuhan dengan kendali gadget.
"Ini untuk mendorong para pelajar maupun mahasiswa yang melakukan riset tersebut dapat diketahui publik. Sehingga ke depannya, temuan mereka bisa dikembangkan langsung di tengah masyarakat," katanya.
Festival ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Khairul Anwar, dan ia juga mengaku sangat terkesan dengan ribuan inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi.
"Kami dari pusat ini senang dengan daerah yang banyak inovasi, kami terus berkolaborasi. Contohnya Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi yang telah kami dirikan di sini. Untuk programnya kami serahkan sepenuhnya pada daerah dan kami akan mendukung pelatihan apa saja yang akan dibutuhkan. Bagi kami SDM yang terlatih akan menghasilkan inovasi," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019