Sekolah dasar negeri di Kota Kediri, Jawa Timur, ada yang kurang memenuhi pagu dalam pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020, sehingga pihak sekolah tetap akan menerima murid yang baru mendaftar.

"Yang daring sudah daftar 24, yang offline masih satu. Kalau rombongan belajar di satu ruangan ada 28 anak," kata Kepala SDN Kampung Dalem 4, Kota Kediri Hardiko di Kediri, Selasa.

Ia mengatakan, sesuai dengan pagu harusnya 28 anak, sehingga masih kurang tiga kursi lagi guna memenuhi pagu. Namun, dari informasi yang diterimanya, masih terdapat tiga orang tua murid yang belum melakukan daftar ulang.

Sesuai dengan jadwal, daftar ulang dilakukan hingga Rabu (26/6). Namun, jika hingga batas waktu yang telah ditentukan ternyata mereka tidak melakukan daftar ulang, dari sekolah akan tetap menerima jika ada orang tua calon murid yang mendaftarkan anaknya, sepanjang belum ada keputusan soal nomor induk siswa.

"Kalau daftar ulang itu yang penting akta kelahiran dan KK. Kalau hingga batas waktu daftar ulang hanya 25, ya 25. Namun, selama belum masuk (memenuhi) kuota, kami masih terima. Nanti awal Agustus untuk dimasukkan data siswa kelas 1," kata dia.

Ia mengakui, adanya sistem zonasi memang secara tidak langsung berpengaruh pada jumlah pelajar yang daftar. Jika sebelumnya ada pelajar dari luar daerah, dengan sistem tersebut sekolah harus mematuhi aturan.

Secara jumlah pelajar yang sekolah di SDN 4, Kelurahan Kampung Dalem, Kota Kediri, Hardiko mengatakan secara total ada 278 siswa. Selama ini, lulusan sekolah ini juga banyak yang diterima di SMPN.

Selama tiga tahun terakhir, pihak sekolah hanya menerima 28 anak, sesuai dengan aturan yang berlaku. Di PPDB 2019 ini, hanya ada lima anak yang diketahui hendak mendaftar ke sekolah swasta, sementara lainnya di SMP negeri.

Untuk SMP di Kota Kediri, sejumlah orang tua juga sudah melakukan daftar ulang sejak hari pertama pengumuman penerimaan, pada Senin (24/6). Seperti di SMPN 4, Kota Kediri, yang ternyata sudah sekitar 80 persen orang tua melakukan daftar ulang anaknya yang diterima.

"Kemarin sudah 80 persen. Jadi, ini tinggal 20 persen yang belum. Yang daftar ulang kami beri blanko dan dilampiri surat kesanggupan dari siswa untuk belajar sesuai dengan aturan, mengikuti aturan di sekolah," kata Humas SMPN 4, Kota Kediri Handoko.

Ia juga mengatakan, nantinya anak-anak juga harus mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Ada berbagai macam kegiatan yang bisa diikuti, seperti pramuka, sepak bola, karate, dan sejumlah kegiatan lainnya. Untuk pramuka wajib, sedangkan yang lain sesuai dengan minat dan bakat dari siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengatakan sesuai dengan jadwal pengumuman pada Senin dilakukan daftar ulang dan setelah selesai akan dilakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (PLS). Kegiatan ini dimulai 15- 17 Juli 2019, sebelum proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran baru dimulai.

"Nanti mulai 15-16 Juli 2018 untuk PLS. Dalam waktu tiga hari ada siswa baru, misal di SMPN 1, dikenalkan lingkungan sekolah, karena SD dan SMP jauh berbeda. Begitu juga program sekolah dan sarana sekolah, sehingga anak ada pengenalan di lingkungan sekolah," kata Siswanto.

"Untuk SMP, diupayakan dapat mengikuti kegiatan yang di sekolah. Karena, kegiatan di SMP lebih padat jika dibandingkan dengan SD. Nah, untuk siswa SD yang baru masuk, orang tua juga harus mendampingi dan diupayakan sering berkomunikasi dengan guru jika ada kendala dapat segera teratasi," ujar Siswanto.

Di tahun ajaran baru ini, Siswanto juga menegaskan pemerintah kota tetap memberikan bantuan untuk pelajar baik SD dan SMP, yakni dengan seragam gratis ditambah dengan ongkos jahit bagi pelajar asal Kota Kediri.

Setiap pelajar yang diterima, mendapatkan anggaran Rp150 ribu untuk ongkos jahit. Dengan itu, diharapkan bisa meringankan beban orang tua.

Di Kota Kediri, jumlah SMP negeri ada delapan, sedangkan jumlah SD negeri ada 114 sekolah, sedangkan yang swasta ada sekitar 20 sekolah. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019