Anwar Hudijono, adik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengaku ikhlas jika kedua anaknya masing-masing Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika tidak diterima di SMA Negeri 1 Sidoarjo, menyusul diterapkannya penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi oleh pemerintah.

"Saya ikhlas, mungkin Allah sudah memilihkan jalan yang terbaik untuk kedua putri kembar saya ini," katanya saat dikonfirmasi di rumahnya di Sidoarjo, Kamis.

Anwar yang merupakan anak nomor 8 dari 9 orang bersaudara ini mengaku, kedua anaknya yang kembar itu mendaftar melalui jalur nonakademik, yaitu berbekal medali emas kejurnas pencak silat.

"Sedangkan yang satunya lagi berbekal medali perak lomba film Indie," katanya.

Ia mengatakan, kedua anaknya itu merupakan keponakan yang paling disayang oleh Mendikbud Muhajir Effendy, tetapi nasib berkata lain dan anaknya harus sekolah swasta, yakni di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

"Rumah kami ini jaraknya 2,4 kilometer dari SMAN 1 Sidoarjo. Mungkin yang diterima di sekolah itu memang jauh lebih baik dari kedua anak saya ini," katanya.

Ia mengemukakan bahwa sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah saat ini sudah cukup bagus, karena bisa mengubah disparitas antara sekolah favorit dengan sekolah pinggiran yang selama ini terjadi di masyarakat.

"Dengan demikian, siswa yang selama ini banyak memilih sekolah favorit yang notabene hanya dihuni oleh anak pintar dan orang mampu, kini bisa diganti," kata mantan jurnalis itu.

Menurut ia, sistem zonasi ini memang harus mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan budaya sekolah favorit yang selama ini selalu menjadi rebutan.

"Dengan demikian, pemerataan sistem pendidikan bisa dilaksanakan dengan baik. Termasuk juga kan mengapresiasi adanya bantuan kepada siswa di sekolah swasta," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019