Istri almarhum Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, melakukan sahur bersama warga lintas agama di halaman Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Sabtu dini hari.
Sinta Nuriyah mengungkapkan, dirinya telah lama melakukan kegiatan sahur bersama warga, bahkan saat Gus Dur menjadi presiden atau saat menjadi ibu negara.
"Artinya sudah 20 tahun saya melakukan ini (sahur bersama). Sahur bersama kaum yg termajinalkan dan yang terpinggirkan," ujarnya.
Selama 20 tahun, dirinya juga telah sahur bersama pedagang kaki lima, tukang becak, tukang ojek, serta masyarakat yang dianggap terpinggirkan lainnya.
"Kalau bersama tukang becak atau ojek, maka akan sahur di terminal atau stasiun. Bahkan saya pernah sahur di alun-alun bersama tukang becak, mereka sahur di atas becaknya sendiri. Kadang sahur di halaman gereja, wihara dan lain," katanya.
Sinta menyatakan, kegiatan sahur bersama sengaja digelar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkuat toleransi antarumat beragama.
"Saya mengajak sahur bersama agar saling menghormati, meningkatkan tali persaudaraan dan agar umat Islam melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Masyarakat juga diajak untuk gotong royong, rukun, damai dan saling menghargai tanpa melihat latar belakang agama dan suku.
Pada kesempatan itu, Sinta Nuriyah juga membagikan sembako kepada masyarakat yang hadir.
Koordinator lapangan acara, FX. Ping Teja mengatakan bahwa kegiatan sahur bersama memang permintaan dari Singa Nuriyah dan merupakan hari terakhir sahur keliling yang diadakan.
Digelarnya acara di Gereja SMTB, menjadi suatu kebanggan bagi Ping Teja. Pihaknya juga sangat terbuka bagi acara-acara serupa.
"Ini kebanggaan buat kami bagian dari toleransi bangsa ini. Siapapun yang datang ke sini, asal ada niat baik untuk persatuan bangsa. Saya berharap kegiatan ini merupakan suatu kebersamaan, dari lintas agama dan ras serta ingin Indonesia ini maju dalam persatuan yang kokoh," ucap Ketua Kerasulan Umum Gereja SMTB itu.
Video Oleh Willy Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Sinta Nuriyah mengungkapkan, dirinya telah lama melakukan kegiatan sahur bersama warga, bahkan saat Gus Dur menjadi presiden atau saat menjadi ibu negara.
"Artinya sudah 20 tahun saya melakukan ini (sahur bersama). Sahur bersama kaum yg termajinalkan dan yang terpinggirkan," ujarnya.
Selama 20 tahun, dirinya juga telah sahur bersama pedagang kaki lima, tukang becak, tukang ojek, serta masyarakat yang dianggap terpinggirkan lainnya.
"Kalau bersama tukang becak atau ojek, maka akan sahur di terminal atau stasiun. Bahkan saya pernah sahur di alun-alun bersama tukang becak, mereka sahur di atas becaknya sendiri. Kadang sahur di halaman gereja, wihara dan lain," katanya.
Sinta menyatakan, kegiatan sahur bersama sengaja digelar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkuat toleransi antarumat beragama.
"Saya mengajak sahur bersama agar saling menghormati, meningkatkan tali persaudaraan dan agar umat Islam melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Masyarakat juga diajak untuk gotong royong, rukun, damai dan saling menghargai tanpa melihat latar belakang agama dan suku.
Pada kesempatan itu, Sinta Nuriyah juga membagikan sembako kepada masyarakat yang hadir.
Koordinator lapangan acara, FX. Ping Teja mengatakan bahwa kegiatan sahur bersama memang permintaan dari Singa Nuriyah dan merupakan hari terakhir sahur keliling yang diadakan.
Digelarnya acara di Gereja SMTB, menjadi suatu kebanggan bagi Ping Teja. Pihaknya juga sangat terbuka bagi acara-acara serupa.
"Ini kebanggaan buat kami bagian dari toleransi bangsa ini. Siapapun yang datang ke sini, asal ada niat baik untuk persatuan bangsa. Saya berharap kegiatan ini merupakan suatu kebersamaan, dari lintas agama dan ras serta ingin Indonesia ini maju dalam persatuan yang kokoh," ucap Ketua Kerasulan Umum Gereja SMTB itu.
Video Oleh Willy Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019