Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Jawa Timur, dibakar massa, sehingga menyebabkan institusi ludes dilalap api.
"Kejadiannya tadi malam (Rabu, 22/5) sekitar pukul 22.00 WIB," kata warga setempat Syamsul Arifin kepada ANTARA per telepon, Kamis pagi.
Syamsul yang juga anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tambelangan ini menuturkan, kejadian itu berawal dari adanya sekelompok massa yang datang secara tiba-tiba ke kantor Mapolsek Tambelangan, Sampang.
Massa itu selanjutnya melempari kantor mapolsek dengan menggunakan batu. Polisi berupaya memberikan pengertian dan melarang mereka berbuat anarkis, namun tidak diindahkan.
Dalam hitungan menit, jumlah massa semakin banyak dan semakin bringas, hingga akhirnya terjadi pembakaran.
"Saat kebakaran itu, sempat ada mobil pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian, namun akhirnya kembali karena juga diancam oleh massa," kata Syamsul, menjelaskan.
Jumlah kekuatan personel polisi yang sedikit membuat kelompok penyerang semakin leluasa melakukan aksinya, sehingga personel Polsek Tambelangan terpaksa menjauh.
Awalnya, jumlah massa yang datang ke Mapolsek Tambelangan itu hanya sekitar 50 orang, namun kemudian bertambah menjadi ratusan orang.
Dugaan sementara, penyerangan kantor Mapolsek Tambelangan ini terkait tewasnya enam orang pendukung Prabowo-Sandi saat berunjuk rasa di Jakarta, dan aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap mereka.
Sebab, diantara enam orang pengunjuk rasa yang tewas dalam insiden itu, satu di antaranya berasal dari anggota FPI Sampang.
Sebelumnya, pada Rabu (22/5/2019) sore, juga sempat terjadi aksi massa di Mapolsek Kedungdung, namun hal itu bisa dikendalikan, karena jumlah personel yang bertugas seimbang.
"Massa yang melakukan pembakaran ini sebagian diduga merupakan massa yang juga ikut aksi di Kedungdung," kata Syamsul.
Pihak kepolisian dari Polres Sampang hingga kini belum memberikan keterangan pers terkait kasus pembakaran Mapolsek Tambelangan ini, namun penjagaan di berbagai Polsek di Kabupaten Sampang kini mulai diperketat, untuk mengantisipasi aksi lanjutan di mapolsek lain.
Sebelumnya, aksi massa ke kantor institusi polisi ini juga terjadi di Pamekasan jumlah warga mencapai ribuan orang.
Di Pamekasan, sempat terjadi kericuhan antara polisi dengan massa pengunjung rasa, akan tetapi berhasil diatasi setelah polisi menembakkan gas air mata.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kejadiannya tadi malam (Rabu, 22/5) sekitar pukul 22.00 WIB," kata warga setempat Syamsul Arifin kepada ANTARA per telepon, Kamis pagi.
Syamsul yang juga anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tambelangan ini menuturkan, kejadian itu berawal dari adanya sekelompok massa yang datang secara tiba-tiba ke kantor Mapolsek Tambelangan, Sampang.
Massa itu selanjutnya melempari kantor mapolsek dengan menggunakan batu. Polisi berupaya memberikan pengertian dan melarang mereka berbuat anarkis, namun tidak diindahkan.
Dalam hitungan menit, jumlah massa semakin banyak dan semakin bringas, hingga akhirnya terjadi pembakaran.
"Saat kebakaran itu, sempat ada mobil pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian, namun akhirnya kembali karena juga diancam oleh massa," kata Syamsul, menjelaskan.
Jumlah kekuatan personel polisi yang sedikit membuat kelompok penyerang semakin leluasa melakukan aksinya, sehingga personel Polsek Tambelangan terpaksa menjauh.
Awalnya, jumlah massa yang datang ke Mapolsek Tambelangan itu hanya sekitar 50 orang, namun kemudian bertambah menjadi ratusan orang.
Dugaan sementara, penyerangan kantor Mapolsek Tambelangan ini terkait tewasnya enam orang pendukung Prabowo-Sandi saat berunjuk rasa di Jakarta, dan aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap mereka.
Sebab, diantara enam orang pengunjuk rasa yang tewas dalam insiden itu, satu di antaranya berasal dari anggota FPI Sampang.
Sebelumnya, pada Rabu (22/5/2019) sore, juga sempat terjadi aksi massa di Mapolsek Kedungdung, namun hal itu bisa dikendalikan, karena jumlah personel yang bertugas seimbang.
"Massa yang melakukan pembakaran ini sebagian diduga merupakan massa yang juga ikut aksi di Kedungdung," kata Syamsul.
Pihak kepolisian dari Polres Sampang hingga kini belum memberikan keterangan pers terkait kasus pembakaran Mapolsek Tambelangan ini, namun penjagaan di berbagai Polsek di Kabupaten Sampang kini mulai diperketat, untuk mengantisipasi aksi lanjutan di mapolsek lain.
Sebelumnya, aksi massa ke kantor institusi polisi ini juga terjadi di Pamekasan jumlah warga mencapai ribuan orang.
Di Pamekasan, sempat terjadi kericuhan antara polisi dengan massa pengunjung rasa, akan tetapi berhasil diatasi setelah polisi menembakkan gas air mata.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019