Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa rencana pembangunan bandar udara yang di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menunggu keputusan pemerintah pusat.

"Kami tunggu dari pusat. Bulan tiga kemarin kami diterima Presiden dan Pak Wali Kota juga menyampaikan perlunya 'ring road' untuk urai kemacetan di Kediri," katanya saat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Kediri dalam rangka penyampaian visi dan misi Wali Kota Kediri yang baru dilantik yakni pasangan Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah di Kediri, Jumat.

Ia mengatakan memang diperlukan persiapan terlebih lagi dengan adanya rencana pembangunan bandar udara di Kabupaten Kediri. Selain itu, jembatan Mrican yang rusak juga penting untuk diperbaiki.

Jembatan itu berada di wilayah Kabupaten Kediri, namun juga bisa berpengaruh terhadap lalu lintas di Kediri sehingga hal ini juga harus diurai.

Ia menambahkan Pemerintah Provinsi Jatim juga berkomitmen penuh untuk menurunkan kemiskinan, menurunkan pengangguran.

Untuk itu, sinergi yang baik antara pemerintah kota dengan pemerintah provinsi sehingga program-program tersebut bisa masuk ke RPJMD. Dengan itu, akan seiring dengan program nasional, provinsi dan Pemkot Kediri.

Gubernur Jatim juga mengatakan bahwa pemerintah provinsi mendukung penuh pendidikan. Adanya transformasi SMAN 5 Kota Kediri menjadi SMA Taruna Kota Kediri. Sekolah itu dikerjasamakan antara Pemprov Jatim dengan TNI AD.

Untuk kelanjutan kerja sama yang juga melibatkan TNI AU dan polisi itu, saat Hari Pendidikan Nasional sudah ditandatangani MoU.

Ia mengatakan ingin pencapaian pembangunan yang kini sudah di atas rata-rata provinsi tetap dikawal dan terus ditingkatkan. Terlebih lagi di Jatim lebih awal bonus demograsi, sehingga Kedrii juga harus lebih banyak pendidikan vokasi.

Rencana pembangunan bandar udara adalah program dari PT Gudang Garam, Tbk Kediri. Proyek ini sudah menjadi proyek strategis nasional dan rencananya akan menjadi bandara internasional.

Rencana itu dilatarbelakangi bahwa Bandara Juanda Surabaya akan melebihi kapasitas pada 2020, sehingga harus dibangun untuk 'runway' atau landas pacu ketiga. Namun, hal itu diduga sulit terealisasi, sebab terkendala dengan pembebasan lahan mengingat tanah perkotaan sehingga terbatas.

Bandara di Kabupaten Kediri nantinya akan dibangun dengan runway seluas 3.200 meter, sehingga pesawat berbadan lebar bisa mendarat.

Dengan itu, diharapkan bandara ini bisa menjadi salah satu alternatif kargo, termasuk nantinya untuk memfasilitasi pemberangkatan jamaah umrah.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan membangun bandara di Kediri, Jawa Timur. Bandara itu akan memiliki luas sekitar 457 hektare. Untuk rentang nilai investasi guna membangun bandara itu diperlukan antara Rp1 triliun-Rp10 triliun.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019