Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin, menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk kepedulian untuk korban aksi teror bom di Sri Lanka yang menewaskan sedikitnya 290 orang.

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa yang juga terdiri dari mahasiswa asing dari Thailand, Madagaskar, Vietnam, Filipina, dan Uzbekistan itu membubuhkan cap jari warna warni dan memegang bendera Sri Lanka sebagai bentuk solidaritas dan menolak aksi terorisme di dunia.

"Segala tindak kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Bahkan tidak ada satu pun agama yang memberi pembenaran," kata koordinator aksi Dendi Yusuf.

Dendi menyayangkan aksi teror di Sri Lanka justru terjadi saat Hari Paskah, di mana umat Kristiani beribadah. Selain itu, meski dengan hal kecil, tapi aksi ini mewakili segenap sivitas akademika UM Surabaya untuk mengecam aksi terorisme tersebut.

"Kenapa cap lima jari dan lima warna, karena salah satu bentuk simbolik umat beragama di Indonesia. Juga keanekaragaman. Adanya perbedaan bukan menjadi halangan untuk melakukan aksi," katanya.

Aksi itu, selain diikuti mahasiswa asing, juga diikuti mahasiswa dari tiga agama, salah satunya Kristiani dan Katolik.

Sementara itu, Kepala BAKA UM Surabaya Junaidi Fery Effendy juga ikut mendukung dan mengutuk rangkaian aksi teror di Sri Lanka itu.

"Apapun motifnya, terorisme tak bisa dibenarkan karena mengancam perdamaian dunia dan mencederai martabat kemanusiaan," katanya.

Selain itu, dia meminta seluruh pihak untuk tidak terprovokasi dan mengajak masyarakat Indonesia untuk turut melakukan aksi solidaritas peduli Sri Lanka dengan mendoakan korban yang tewas.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019