Korban pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto sempat terlibat pertikaian dengan pelaku AS dan AJ, hingga kemudian dibunuh.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Setiyono saat merilis kasus itu di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin, mengatakan, awalnya korban Budi terlibat cekcok dengan AS, karena setelah berhubungan intim keempat kalinya, AS tidak membayar.
"Korban diingatkan AJ (untuk tidak cekcok), namun korban tidak terima dan malah menampar. Menurut keterangan AJ, korban lalu mengambil pisau dan diayunkan ke AJ, tapi ditangkis," kata Gupuh.
Setelah menangkisnya, pelaku AJ mengambil pisau dan berbalik menyabetkan ke arah Budi. Korban yang terkena sabetan, berteriak minta tolong, namun AJ tetap melakukan penganiayaan dan pembacokan berkali-berkali dengan dibantu AS.
"Saat korban meninggal, begitu mau dimasukkan koper tidak cukup. Setelah tidak cukup, AS mendorong untuk dipotong saja kepalanya," ujarnya.
Selain itu, korban dipenggal saat telah terjatuh karena menerima bacokan di leher. Korban juga mendapat luka di bagian pipi, lengan sebelah kiri, leher, bahu, dan kekurangan oksigen.
Selanjutnya, AS mengambil koper yang ada di rumahnya untuk memasukkan mayat korban. Kepada ibunya, AS mengatakan koper dijual dan terbukti dengan memiliki uang Rp600 ribu sebagai uang penjualan koper.
Baca juga: Polisi: Kasus mutilasi guru honorer Kediri bermotif asmara
Baca juga: Dua pelaku memutilasi Budi Hartanto secara bergantian
Sementara itu, kepada penyidik, tersangka AS mengaku sayang kepada korban, sehingga memberi apa saja yang dimintanya.
"Suka sama suka, tapi setiap korban minta dikasih. Mereka telah berhubungan hampir setahun yakni mulai berkenalan pada bulan Juli 2018 melalui aplikasi Hornet dan terakhir bertemu di tempat usahanya," ucap Gupuh.
Setelah membunuh korban, para tersangka sempat melarikan diri. AJ bersembunyi di Kediri, sementara AS bertolak ke Ngawi pada 7 April 2019.
Tapi, pada 10 April 2019, dia terdeteksi sudah di Jakarta dan diringkus di sana. Padahal, dia sudah memesan tiket tujuan Lampung pada 11 April 2019.
"Tanggal 10 pesan tiket ke Lampung untuk tanggal 11 menggunakan bus umum. Diikuti informasi dari saudara AS, kami informasikan ke Polda Metro Jaya tersangka di sekitar Jakarta Selatan," kata Gupuh.
Terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal saat warga Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper di antara semak-semak dekat sungai, tepatnya di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4). Koper itu ditemukan pencari rumput di desa sekitar.
Saat ditemukan, di dalam koper terdapat mayat yang tidak memakai pakaian dan tanpa kepala. Setelah ditelusuri, kepala korban ditemukan tersangkut ranting bambu di bantaran sungai kawasan Desa Bleber, Kediri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Setiyono saat merilis kasus itu di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin, mengatakan, awalnya korban Budi terlibat cekcok dengan AS, karena setelah berhubungan intim keempat kalinya, AS tidak membayar.
"Korban diingatkan AJ (untuk tidak cekcok), namun korban tidak terima dan malah menampar. Menurut keterangan AJ, korban lalu mengambil pisau dan diayunkan ke AJ, tapi ditangkis," kata Gupuh.
Setelah menangkisnya, pelaku AJ mengambil pisau dan berbalik menyabetkan ke arah Budi. Korban yang terkena sabetan, berteriak minta tolong, namun AJ tetap melakukan penganiayaan dan pembacokan berkali-berkali dengan dibantu AS.
"Saat korban meninggal, begitu mau dimasukkan koper tidak cukup. Setelah tidak cukup, AS mendorong untuk dipotong saja kepalanya," ujarnya.
Selain itu, korban dipenggal saat telah terjatuh karena menerima bacokan di leher. Korban juga mendapat luka di bagian pipi, lengan sebelah kiri, leher, bahu, dan kekurangan oksigen.
Selanjutnya, AS mengambil koper yang ada di rumahnya untuk memasukkan mayat korban. Kepada ibunya, AS mengatakan koper dijual dan terbukti dengan memiliki uang Rp600 ribu sebagai uang penjualan koper.
Baca juga: Polisi: Kasus mutilasi guru honorer Kediri bermotif asmara
Baca juga: Dua pelaku memutilasi Budi Hartanto secara bergantian
Sementara itu, kepada penyidik, tersangka AS mengaku sayang kepada korban, sehingga memberi apa saja yang dimintanya.
"Suka sama suka, tapi setiap korban minta dikasih. Mereka telah berhubungan hampir setahun yakni mulai berkenalan pada bulan Juli 2018 melalui aplikasi Hornet dan terakhir bertemu di tempat usahanya," ucap Gupuh.
Setelah membunuh korban, para tersangka sempat melarikan diri. AJ bersembunyi di Kediri, sementara AS bertolak ke Ngawi pada 7 April 2019.
Tapi, pada 10 April 2019, dia terdeteksi sudah di Jakarta dan diringkus di sana. Padahal, dia sudah memesan tiket tujuan Lampung pada 11 April 2019.
"Tanggal 10 pesan tiket ke Lampung untuk tanggal 11 menggunakan bus umum. Diikuti informasi dari saudara AS, kami informasikan ke Polda Metro Jaya tersangka di sekitar Jakarta Selatan," kata Gupuh.
Terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal saat warga Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper di antara semak-semak dekat sungai, tepatnya di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4). Koper itu ditemukan pencari rumput di desa sekitar.
Saat ditemukan, di dalam koper terdapat mayat yang tidak memakai pakaian dan tanpa kepala. Setelah ditelusuri, kepala korban ditemukan tersangkut ranting bambu di bantaran sungai kawasan Desa Bleber, Kediri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019