Budayawan Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun menegaskan, bersama keluarganya akan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April 2019.
"Saya, istri dan anak akan ke TPS memberikan hak suara. Tapi, siapa yang dipilih itu rahasia dan saya sudah punya pilihan," ujarnya di sela diskusi bersama media di Surabaya, Minggu.
Pilihan memberikan hak suaranya saat Pemilu mendatang, kata dia, merupakan kenikmatan yang dimiliki setiap orang sehingga dibuat kotak suara di TPS agar tidak diketahui oleh orang lain atau bersifat rahasia.
Menurut Cak Nun, jika memberikan hak suara ke TPS lalu diumum-umumkan maka tak ubahnya penulisan skor pertandingan bola voli yang dihitung terbuka di papan tulis antara nomor urut 01 atau 02.
"Memberikan suara itu privasi dan perlindungan terhadap hak pemilih. Yang tahu hanya diri sendiri, malaikat dan Allah SWT," ucap suami artis Novia Kolopaking tersebut.
Cak Nun juga tidak memberikan sinyal maupun kriteria tentang calon presiden yang akan dipilihnya, bahkan kepada jamaah "maiyah" (sebutan bagi forum jamaah yang mengikuti pengajian Cak Nun), ia tak memiliki instruksi khusus.
Sementara itu, tokoh asal Jombang itu mengajak agar masyarakat selalu berdoa agar sepanas dan sesulit apapun keadaan bangsa, tapi tetap menjaga persatuan, keamanan, perdamaian dan selalu mencintai Indonesia.
"Yang pasti, dua pasangan calon masing-masing punya cerita, termasuk pengalaman hidupnya seperti apa. Semuanya punya plus minus. Sekarang sampai hari H, mari jadi orang Indonesia saja, bukan orang dari partai politik tertentu," katanya.
Pemilihan umum serentak digelar 17 April 2019, yakni memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPR RI, DPD serta presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Pemilihan Presiden diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya, istri dan anak akan ke TPS memberikan hak suara. Tapi, siapa yang dipilih itu rahasia dan saya sudah punya pilihan," ujarnya di sela diskusi bersama media di Surabaya, Minggu.
Pilihan memberikan hak suaranya saat Pemilu mendatang, kata dia, merupakan kenikmatan yang dimiliki setiap orang sehingga dibuat kotak suara di TPS agar tidak diketahui oleh orang lain atau bersifat rahasia.
Menurut Cak Nun, jika memberikan hak suara ke TPS lalu diumum-umumkan maka tak ubahnya penulisan skor pertandingan bola voli yang dihitung terbuka di papan tulis antara nomor urut 01 atau 02.
"Memberikan suara itu privasi dan perlindungan terhadap hak pemilih. Yang tahu hanya diri sendiri, malaikat dan Allah SWT," ucap suami artis Novia Kolopaking tersebut.
Cak Nun juga tidak memberikan sinyal maupun kriteria tentang calon presiden yang akan dipilihnya, bahkan kepada jamaah "maiyah" (sebutan bagi forum jamaah yang mengikuti pengajian Cak Nun), ia tak memiliki instruksi khusus.
Sementara itu, tokoh asal Jombang itu mengajak agar masyarakat selalu berdoa agar sepanas dan sesulit apapun keadaan bangsa, tapi tetap menjaga persatuan, keamanan, perdamaian dan selalu mencintai Indonesia.
"Yang pasti, dua pasangan calon masing-masing punya cerita, termasuk pengalaman hidupnya seperti apa. Semuanya punya plus minus. Sekarang sampai hari H, mari jadi orang Indonesia saja, bukan orang dari partai politik tertentu," katanya.
Pemilihan umum serentak digelar 17 April 2019, yakni memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPR RI, DPD serta presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Pemilihan Presiden diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019