Pemerintah Kota Mojokerto ingin meniru dan mengambil sisi positif, terobosan juga inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam membangun kotanya.

"Bagi kita sebagai sesama pemerintah kota sekaligus sebagai daerah penyangga bagi Kota Surabaya banyak hal yang bisa kita adopsi dan wujudkan dalam waktu dekat. Dari kota Surabaya kita bisa belajar tentang banyak hal khususnya pelayanan kepada masyarakat dan inovasi untuk membangunan kotanya," kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari usai menghadiri Rapat Koordinasi Komisariat Wilayah (Rakomwil) IV Asosiasiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-15 di Surabaya, Sabtu.

Ning Ita menyatakan bahwa kecilnya wilayah Kota Mojokerto bukanlah suatu kekurangan, lebih merupakan suatu hal positif.

"Dengan wilayah yang lebih kecil maka fokus untuk target capaian menjadi lebih mudah. Menjadi lebih fokus dan persoalan yang dihadapi Kota Mojokerto tidak sekompleks di Kota Surabaya," ujarnya.

Salah satu masalah di perkotaan adalah terkait pengolahan sampah. Dalam kesempatan itu dia menjelaskan, sampah di Kota Mojokerto telah diolah dan salah satunya adalah dalam bentuk biogas yang telah digunakan oleh warga di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA).

"Dalam waktu dekat pengelolaan sampah akan menggunakan mesin dengan investasi tinggi, tetapi setiap hari bisa tercipta zero waste di TPS-TPS termasuk nanti ketika menuju TPA sampah itu sudah terpilah sehingga sampah yang di TPA tidak membutuhkan banyak lahan untuk menampungnya," kata dia.

Menyinggung soal kinerja ASN di Kota Mojokerto, Ning Ita mengatakan bahwa sejauh ini dapat berkoordinasi dengan baik. Dirinya berencana ke depan untuk menerapkan agar pada setiap OPD harus memiliki target dengan indikator yang jelas, dan ketika mampu mewujudkan target maka akan ada "reward" dan "punishment" sehingga mereka akan terpacu untuk mewujudkan visi misi kepala daerah dalam lima tahun.

Sementara itu ketua TP PKK Nur Chasanah Achmad Rizal sebagai peserta Apeksi dan para pendamping perempuan berkesempatan untuk mengikuti "Ladies Program".

Pada kesempatan ini mereka diajak belajar berbagai program ekonomi kreatif yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya. Sehingga para peserta dapat menggali ilmu tentang bagaimana Pemkot Surabaya mengembangkan ekonomi kreatif, dan menangani anak-anak berkebutuhan khusus.

Lokasi yang dikunjungi dalam program itu antara lain Dolly Saiki yang menjadi sentra sepatu dan sandal, rumah batik dan industri makanan dan minuman olahan. Dilanjutkan berkunjung ke Kapas Kampung Plaza (Kaza), Siola dan Ciputra World.  Kemudian pada Minggu (24/3) para peserta Apeksi akan mengikuti kegiatan Surabaya Vaganza.

Para Wali Kota ini akan mendapat suguhan parade bunga dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-726. Pemkot Surabaya menyiapkan 20 mobil Jeep Willys yang sudah dihias dengan bunga untuk dinaiki para Wali Kota peserta APEKSI.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019