PT Kereta Api Daerah Operasional VII Madiun, Jawa Timur, telah melakukan switchover (pengalihan jalur rel kereta api yang lama ke baru) di Stasiun Nganjuk, Sukomoro, dan Baron, seiring dimulainya pengoperasian jalur ganda dari Baron sampai Nganjuk.
Manajer Humas Daop VII Madiun Ixfan Hendriwintoko dihubungi di Nganjuk, Kamis. mengatakan, pekerjaan pengalihan jalur itu dilakukan serentak di tiga stasiun, yaitu Nganjuk, Sukomoro, dan Baron.
"Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah pemutusan beberapa jalur dan penutupan jalur lama, penyambungan rel lama ke jalur baru, pengisian batu balas ke jalur yang baru disambung, penginstalan kelistrikan sinyal dari manual ke sistim elektrik. Memang baru segmen satu yang dikerjakan, nantinya bertahap pada segmen berikutnya," katanya.
Dari pekerjaan pengalihan tersebut terdapat beberapa dampak, yakni keterlambatan jadwal kereta api.
Menurut Ixfan, keterlambatan tersebut karena persiapan dari tim satuan kerja yang ada kendala, namun memastikan selama proses pengerjaannya berjalan cukup aman dan selamat.
Beberapa dampak dari kegiatan pengalihan jalur itu, di antaranya keterlambatan sejumlah kereta pada pukul 10.29 WIB, yaitu KA Argowilis relasi Surabaya Gubeng - Bandung berangkat dari Stasiun Nganjuk terlambat 89 menit. KA Singasari relasi Blitar - Pasar Senen berangkat dari Stasiun Nganjuk terlambat 90 menit.
Terdapat juga KA Sancaka relasi Surabaya Gubeng - Yogyakarta yang berangkat dari Stasiun Sukomoro terlambat 63 Menit.
Sedangkan pantauan pada pukul 12.33 WIB, KA Pasundan relasi Surabaya Gubeng - Kiaracondong terlambat 106 menit saat berangkat dari Stasiun Nganjuk, kemudian KA Sancaka relasi Yogyakarta - Surabaya Gubeng terlambat 89 menit, dan KA Ranggajati relasi Banyuwangi - Cirebon berangkat dari Sukomoro terlambat 57 menit.
"Kami sampaikan permohonan maaf kepada pelanggan kereta api, namun kegiatan switchover harus dilakukan. PT KAI Daop VII Madiun mendukung kegiatan tersebut guna tercapainya program strategis nasional dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," kata dia.
Ixfan mengatakan, pengoperasian jalur ganda akan berdampak positif untuk perkembangan moda transportasi kereta api, antara lain bisa menambah frekuensi perjalanan dan mengurangi waktu tempuh karena sudah tidak ada lagi persilangan.
Namun dengan bertambahnya frekuensi perjalanan KA, tambah dia, ada yang perlu diwaspadai, khususnya bagi pengguna jalan raya, yakni adanya jalur ganda pada pintu pintu perlintasan yang tidak terjaga akan berpotensi terjadinya kecelakaan temperan antara pengguna jalan dengan kereta api.
"Untuk itu, kami mengimbau agar pengguna jalan selalu berhati-hati tiap melewati perlintasan kereta api, patuhi rambu rambu yang ada," ujar dia.
Selain jalur ganda, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga telah membangun infrastruktur stasiun yang cukup besar sebanyak 12 stasiun (Sembung, Baron, Sukomoro, Bagor, Saradan, Caruban, Babadan, Barat, Geneng, Paron, dan Walikukun). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Manajer Humas Daop VII Madiun Ixfan Hendriwintoko dihubungi di Nganjuk, Kamis. mengatakan, pekerjaan pengalihan jalur itu dilakukan serentak di tiga stasiun, yaitu Nganjuk, Sukomoro, dan Baron.
"Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah pemutusan beberapa jalur dan penutupan jalur lama, penyambungan rel lama ke jalur baru, pengisian batu balas ke jalur yang baru disambung, penginstalan kelistrikan sinyal dari manual ke sistim elektrik. Memang baru segmen satu yang dikerjakan, nantinya bertahap pada segmen berikutnya," katanya.
Dari pekerjaan pengalihan tersebut terdapat beberapa dampak, yakni keterlambatan jadwal kereta api.
Menurut Ixfan, keterlambatan tersebut karena persiapan dari tim satuan kerja yang ada kendala, namun memastikan selama proses pengerjaannya berjalan cukup aman dan selamat.
Beberapa dampak dari kegiatan pengalihan jalur itu, di antaranya keterlambatan sejumlah kereta pada pukul 10.29 WIB, yaitu KA Argowilis relasi Surabaya Gubeng - Bandung berangkat dari Stasiun Nganjuk terlambat 89 menit. KA Singasari relasi Blitar - Pasar Senen berangkat dari Stasiun Nganjuk terlambat 90 menit.
Terdapat juga KA Sancaka relasi Surabaya Gubeng - Yogyakarta yang berangkat dari Stasiun Sukomoro terlambat 63 Menit.
Sedangkan pantauan pada pukul 12.33 WIB, KA Pasundan relasi Surabaya Gubeng - Kiaracondong terlambat 106 menit saat berangkat dari Stasiun Nganjuk, kemudian KA Sancaka relasi Yogyakarta - Surabaya Gubeng terlambat 89 menit, dan KA Ranggajati relasi Banyuwangi - Cirebon berangkat dari Sukomoro terlambat 57 menit.
"Kami sampaikan permohonan maaf kepada pelanggan kereta api, namun kegiatan switchover harus dilakukan. PT KAI Daop VII Madiun mendukung kegiatan tersebut guna tercapainya program strategis nasional dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," kata dia.
Ixfan mengatakan, pengoperasian jalur ganda akan berdampak positif untuk perkembangan moda transportasi kereta api, antara lain bisa menambah frekuensi perjalanan dan mengurangi waktu tempuh karena sudah tidak ada lagi persilangan.
Namun dengan bertambahnya frekuensi perjalanan KA, tambah dia, ada yang perlu diwaspadai, khususnya bagi pengguna jalan raya, yakni adanya jalur ganda pada pintu pintu perlintasan yang tidak terjaga akan berpotensi terjadinya kecelakaan temperan antara pengguna jalan dengan kereta api.
"Untuk itu, kami mengimbau agar pengguna jalan selalu berhati-hati tiap melewati perlintasan kereta api, patuhi rambu rambu yang ada," ujar dia.
Selain jalur ganda, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga telah membangun infrastruktur stasiun yang cukup besar sebanyak 12 stasiun (Sembung, Baron, Sukomoro, Bagor, Saradan, Caruban, Babadan, Barat, Geneng, Paron, dan Walikukun). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019