Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tulungagung telah mengidentifikasi tiga wilayah rawan peredaran gelap narkotika di wilayah tersebut, mengacu banyaknya pengungkapan dan tangkapan kasus narkoba selama beberapa tahun terakhir.

"Berdasar pemetaan daerah yang paling rawan di Tulungagung ada si bagian timur, selatan dan tengah," kata Kepala BNNK Tulungagung AKBP Joko Purnomo usai menggelar rapat koordinasi penetapan daerah rawan narkoba di Tulungagung, Rabu.

Daerah timur (Tulungagung) yang dimaksud Joko, salah satu konsentrasinya ada di Kecamatan Ngunut.

BNNK Tulungagung bahkan harus memberlakukan pengawasan ekstra ketat di wilayah ini, mengingat tingginya potensi transaksi narkoba, baik dalam bentuk minuman keras, pil koplo atau dobel L, hingga sabu-sabu dan ganja.

Penentuan daerah rawan narkoba itu berdasarkan jumlah kasus penyalahgunaan narkoba, baik yang ditangani BNNK maupun jajaran Polres Tulungagung.

Selain itu, lanjut Joko, juga berdasarkan banyaknya pengguna narkoba yang direhabilitasi dan atas saran kanit binmas dari tiap polsek di Tulungagung, terkait situasi penyalahgunaan narkoba di wilayahnya.

Untuk wilayah tengah atau kota, kelurahan Kuthoanyar juga menjadi wilayah yang rawan penyalahgunaan narkoba. Sedang wilayah selatan, daerah rawan penyalahgunaan narkoba didominasi wilayah pegunungan.

"Rawannya di wilayah itu, karena banyak bandar atau penggunanya yang ditangkap," kata Djoko.

Djoko juga jelaskan adanya fenomena lama yang terulang, yakni beberapa Babinkamtibmas menangkap sejumlah pelajar SMP yang kedapatan pesta ngelem (menghirup bau lem).

"Mereka (pelajar SMP) pesta ngelem dan ditangkap oleh Babinkamtibmas dan perangkat desa," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019