Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, memastikan ratusan balok kayu jati berbagai ukuran di kawasan Tempat Penimbunan Kayu (TPK) di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang terendam air banjir akibat hujan sehari lalu tidak akan rusak.

"Balok kayu jati yang ada di TPK, semuanya sekitar 800 meter kubik. Meskipun terendam air banjir tidak rusak," kata Administratur KPH Bojonegoro Dewanto, di lokasi TPK, Rabu.

Genangan air banjir yang merendam di kawasan TPK dengan kedalaman berkisar 0,50-1,5 meter, mengakibatkan ratusan balok-balok kayu jati mengambang menutupi jalanan. Akibat kawasan TPK terendam air banjir, hari itu tidak ada kegiatan truk yang mengangkut kayu jati.

Menjawab pertanyaan, Dewanto mengatakan pengawasan kayu jati yang terendam air banjir di TPK  sudah ada petugas khusus yang menjaga.

"Ada petugas yang mengawasi di TPK. Kalau memang sudah surut ya balok-balok kayu jati akan dikumpulkan kembali," kata dia menjelaskan.

Seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Budi Purnomo, yang rumahnya menempati tanah TPK menjelaskan kawasan setempat terendam air banjir sejak Rabu dini hari.

"Air datang dengan cepat pagi dini hari tadi kemudian merendam kawasan TPK termasuk pemukiman warga," ucap dia dibenarkan sejumlah warga lainnya.

Ia menyebutkan di tanah TPK di desa setempat tercatat sebanyak 60 kepala keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 200 jiwa, di antaranya, sebanyak 10 warga diungsikan.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, mengatakan pompa air di Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Kota, yang berfungsi membuang air genangan banjir di kota ke Bengawan Solo sudah dihidupkan.

"Pompa air di Karangpacar sudah dihidupkan," ucapnya.

BPBD, lanjut dia, juga sudah menyiapkan berbagai kebutuhan, seperti karung, pasir, juga bahan lainnya untuk menututp "doorlats" atau pintu lintas rumah penduduk yang menjebol tanggul, karena ketinggian air Bengawan Solo akan masuk siaga merah.

Sesuai data ketinggian air Bengawan Solo di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mencapai 14,35 meter (siaga kuning) dan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, 27,47 meter, Rabu pukul 19.00 WIB.

"Kondisi Bengawan Solo masih terkendali. Warga di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang dievakuasi bukan disebabkan luapan Bengawan Solo, tapi banjir genangan air hujan dari wilayah selatan," ucapnya.  (*)






 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019