Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak para pelaku usaha kopi lokal mengembangkan pemasaran produknya lewat platform daring (dalam jaringan).

"Kita harus bekerja keras bersama untuk mengangkat kopi lokal, saya harap UMKM Kopi tidak berpuas diri dengan hasil yang sudah di dapat saat ini, dan salah satunya memanfaatkan platform daring untuk pemasaran dengan jangkauan yang lebih luas,," kata Bupati Anas dalam keterangan tertulis diterima Antara di Banyuwangi, Sabtu.

Ia mengatakan, pemasaran secara daring (online) memiliki jangkauan yang sangat luasm berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 2016 pembeli lewat daring Indonesia mencapai 24,73 juta orang dengan nilai transaksi sebesar Rp75 triliun dan pada 2018 transaksinya diperkirakan mencapai Rp144 triliun.

"Ini menjadi peluang buat pelaku UMKM Kopi Banyuwangi, manfaatkan berbagai platform daring baik e-commerce konvensional seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak maupun platform media sosial seperti facebook dan instagram," kata Anas saat bertemu dengan puluhan pelaku usaha kopi dan barista di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jumat (1/3) sore.

Bupati Anas juga mengajak para UMKM kopi lokal terus meningkatkan kualitas produk maupun "packaging', sedangkan Pemkab sendiri setiap tahun mengadakan pelatihan bagi petani dan UMKM kopi, salah satunya lewat "Processing Coffee Festival".

Pemkab Banyuwangi juga menyediakan fasilitas bagi UMKM daerah untuk berkonsultasi tentang pemasaran lewat daring dan "packaging" melalui Rumah Kreatif di bawah Dinas Koperasi dan UMKM.

"Silahkan manfaatkan fasilitas yang ada di pemkab, atau bisa belajar secara mandiri lewat informasi yang sekarang sangat banyak dan mudah di akses  di internet," tuturnya.

Jumlah UMKM kopi di Banyuwangi sendiri terus tumbuh, pada 2013 jumlahnya tidak sampai 10, namun saat ini sudah mencapai lebih dari 40 UMKM, dan Kafe yang menyajikan kopi juga mulai menjamur di penjuru kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Selain mendorong pemasaran melalui daring, Bupati Anas mengatakan akan mendukung pelaku usaha kopi dengan menyediakan outlet khusus kopi dengan akses yang strategis bagi UMKM.

Juga akan memasukkan produk-produk kopi dengan kualitas baik melalui jaringan Warung Pintar, sebuah platform e-commerce yang mengembangkan warung dengan dukungan teknologi dan analisis data, yang Saat ini Warung Pintar memiliki ribuan jaringan secara nasional.

Sementara itu salah satu pelaku usaha kopi, Mastuki mengaku mengalami perkembangan usaha yang cukup pesat beberapa tahun terakhir, dan pada awal memulai usaha kopi dengan merek Jaran Goyang, penjualannya hanya 5 kg per bulan, namun sekarang sudah mencapai 250 kg, dan itu pun meningkat di waktu tertentu.

"Alhamdulillah semakin ramainya wisatawan yang ke Banyuwangi berdampak signifikan pada perkembangan usaha saya, pengembangan bisnis secara daring jadi cara ampuh untuk pengembangan usaha," katanya.

Pelaku usaha kopo lainnya, Andreas yang mengusung brand Robicasno, dari modal awal Rp150 ribu untuk membeli kopi green bean yang dijual secara "door to door", saat ini dirinya bisa menjual puluhan kilogram tiap bulannya, peningkatan itu mulai dirasakan sejak Andreas menjadi binaan Dinas Perdagangan dan Industri daerah dan mengikuti berbagai pameran.

"Bahkan kopi saya juga mulai diminati para pecinta kopi dari luar negeri, seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat dan Yugoslavia," papar Andreas.

Begitu halnya dengan Suhartin, petani kopi asal Kecamatan Kalibaru, yang awalnya hanya menjual biji kopi, kini dia mulai membuka kedai kopi dan mulai memasarkan kopi bubuk.

"Nilai ekonomisnya bertambah ketika kita jual kopi bubuk dan ini sesuai permintaan pasar, dalam waktu dekat saya akan membuka wisata petik kopi untuk menjaring wisatawan," kata Suhartin. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019