Telur ayam menjadi salah satu komoditas yang memberikan andil terbesar menyumbangkan deflasi bulan Februari 2019 di Kabupaten Jember, sehingga deflasi di kota setempat sebesar 0,16 persen yang ditunjukkan dengan indeks harga konsumen (IHK) dari Januari sebesar 130,82 persen, turun menjadi 130,61 persen pada Februari.

"Selain telur ayam ras, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi, yakni bawang merah, daging ayam ras, bensin, dan kopi bubuk," kata Kepala Badan Pusat Statitistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih dalam keterangan pers yang disampaikan di kantor BPS setempat, Jumat sore.

Menurutnya, ketersediaan komoditas bahan makanan yang melimpah di pasaran, seperti telur ayam ras, bawang merah, ayam ras, dan cabai merah, menyebabkan harga turun, sehingga memberikan sumbangan laju deflasi di Kabupaten Jember.

"Untuk bensin, pemerintah mengeluarkan kebijakan menurunkan harga premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali dari semula harga Rp6.550 menjadi Rp6.450 per liter sejak 10 Februari 2019 yang disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia dan penguatan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," tuturnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember adalah beras, kontrak rumah, sepeda motor, tomat sayur, sabun deterjen/bubuk, karena harga komoditas tersebut naik.

Ia mengatakan, selama tujuh tahun terakhir pada bulan Februari, yaitu periode 2013-2019 di Kabupaten Jember terjadi inflasi sebanyak lima kali dan dua kali deflasi, dengan deflasi terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,54 persen dan inflasi tertinggi terjadi pada 2013 sebesar 0,95 persen.

Deflasi Jember sebesar 0,16 persen, apabila dikelompokkan berdasarkan komponen, maka tercatat komponen bergejolak (volatile foods) yang mengalami deflasi sebesar 1,23 persen dengan sumbangan deflasi sebesar 0,26 persen.

Selanjutnya komponen yang diatur pemerintah (administered price) yang mengalami deflasi sebesar 0,26 persen dengan sumbangan deflasi sebesar 0,05 persen, dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen.

"Sepuluh komoditas dominan pemicu terjadinya deflasi pada bulan Februari 2019 yang berasal dari komponen bergejolak (volatile foods), antara lain telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, wortel, minyak goreng, cabai merah, kacang panjang, labu siam/jipang, tongkol pindang, dan daging ayam kampung," ujarnya.

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, lanjut Indriya, semuanya mengalami deflasi dengan angka tertinggi tercatat di Kota Malang sebesar 0,42 persen; diikuti Kabupaten Sumenep 0,37 persen, dan Jember 0,16 persen.

Kemudian, Kota Probolinggo deflasi sebesar 0,14 persen; Kota Surabaya 0,13 persen, Kota Madiun 0,10 persen, Banyuwangi dan Kota Kediri sama-sama deflasi sebesar 0,08 persen. Secara umum, Jawa Timur pada Februari mengalami deflasi sebesar 0,18 persen, sementara secara nasional deflasi tercatat 0,08 persen.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019