Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (28/2) malam membuka gelaran Festival Band Pelajar 2019 yang digelar pertama kalinya di Bumi Blambangan itu untuk menjadi wadah kreativitas bermusik bagi para anak muda.
"Festival ini menjadi cara Banyuwangi untuk mengasah kreativitas bermusik anak-anak muda. Kenapa kami gelar untuk pelajar SD dan SMP? karena masih jarang festival musik yang digelar untuk mereka, pada umumnya untuk tingkat SMA dan selain itu kami menginginkan kualitas bermusik anak-anak kami terasah sejak dini, hadirnya pemusik dari luar daerah akan semakin membangkitkan jiwa berkompetisi untuk menjadi yang terbaik," kata Bupati Anas dalam keterangan tertulisnya diterima Antara di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengemukakan, bangga kepada para pelajar khususnya dari Banyuwangi yang begitu antusias mengikuti Festival Band Pelajar yang digelar di Gesibu Blambangan itu karena baru pertama kalinya dilaksanakan.
Tidak hanya pemusik dari Banyuwangi, katanya, festival band ini digelar untuk pelajar tingkat SD dan juga diikuti pelajar dari luar daerah seperti Jember, Surabaya, Malang dan Trenggalek.
"Kami ingin di Banyuwangi lahir musisi-musisi dengan kualitas yang baik, pemerintah daerah mendukung sepenuh hati untuk itu, dan ke depan Festival musik pelajar ini akan terus kami gelar," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan Festival Band Pelajar berlangsung selama dua hari (26-27 Februari 2019), festival ini diikuti sebanyak 46 grup musik yang terdiri 15 dari SD dan 31 SMP, dan lima besar di masing-masing kategori tampil di malam final.
"Kami memberikan kriteria lagu wajib dan pilihan, untuk lagu wajib bertema lagu-lagu nasional, sedangkan untuk pilihan lagu-lagu daerah nusantara. Penilaian dewan juri akan melihat kemampuan harmonisasi dan improvisasi serta performance," katanya.
Salah satu grup musik pelajar yang lolos lima besar yakni Grup Band Indonesia Tangguh dari SMPN 3 Jember, grup musik yang digawangi oleh enam pelajar kelas VIII ini tampil membawakan lagu wajib Gugur Bunga dan lagu pihan yakni lagu Lir Ilir, grup musik tersebut tampil dengan bagus yang disambut tepuk tangan riuh dari penonton.
Nindi (13), salah seorang personil grup musik, mengaku sangat bangga bisa lolos dalam lima terbaik kategori band SMP, perjuangannya dan teman-teman yang datang ke Banyuwangi khusus untuk berkompetisi ini memberikan hasil yang memuaskan.
"Kami sangat senang sekali bisa tampil lagi malam ini, apalagi kemarin kami merasa persaingannya sangat ketat dan terasa sekali semangat kompetisi untuk jadi yang terbaik. Ini jadi pengalaman yang sangat berharga untuk kami," tuturnya.
Suasana Gesibu Blambangan tempat berlangsungnya acara begitu ramai dengan ribuan anak muda daerah yang menyesaki tribun penonton, mereka antusias menyaksikan grup musik pelajar yang tampil di atas panggung, beberapa kali terdengar kompak penonton mengikuti lirik lagu yang dibawakan oleh para penampil.
Sebelumnya, Banyuwangi juga telah menggelar beberapa wadah bermusik bagi pelajar yang masuk agenda Banyuwangi Festival, seperti Lalare Orkestra, Festival Jazz Pelajar dan lainnya.
Di Festival Jazz pelajar bahkan Banyuwangi mengadakan "coaching" klinik bagi peserta untuk memperkaya wawasan maupun teknik bermusik di genre jazz yang terkenal cukup rumit. Pemateri sekaligus juri yang dihadirkan pun tingkat nasional seperti Nikita Dompas dan Indra Azis. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Festival ini menjadi cara Banyuwangi untuk mengasah kreativitas bermusik anak-anak muda. Kenapa kami gelar untuk pelajar SD dan SMP? karena masih jarang festival musik yang digelar untuk mereka, pada umumnya untuk tingkat SMA dan selain itu kami menginginkan kualitas bermusik anak-anak kami terasah sejak dini, hadirnya pemusik dari luar daerah akan semakin membangkitkan jiwa berkompetisi untuk menjadi yang terbaik," kata Bupati Anas dalam keterangan tertulisnya diterima Antara di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengemukakan, bangga kepada para pelajar khususnya dari Banyuwangi yang begitu antusias mengikuti Festival Band Pelajar yang digelar di Gesibu Blambangan itu karena baru pertama kalinya dilaksanakan.
Tidak hanya pemusik dari Banyuwangi, katanya, festival band ini digelar untuk pelajar tingkat SD dan juga diikuti pelajar dari luar daerah seperti Jember, Surabaya, Malang dan Trenggalek.
"Kami ingin di Banyuwangi lahir musisi-musisi dengan kualitas yang baik, pemerintah daerah mendukung sepenuh hati untuk itu, dan ke depan Festival musik pelajar ini akan terus kami gelar," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan Festival Band Pelajar berlangsung selama dua hari (26-27 Februari 2019), festival ini diikuti sebanyak 46 grup musik yang terdiri 15 dari SD dan 31 SMP, dan lima besar di masing-masing kategori tampil di malam final.
"Kami memberikan kriteria lagu wajib dan pilihan, untuk lagu wajib bertema lagu-lagu nasional, sedangkan untuk pilihan lagu-lagu daerah nusantara. Penilaian dewan juri akan melihat kemampuan harmonisasi dan improvisasi serta performance," katanya.
Salah satu grup musik pelajar yang lolos lima besar yakni Grup Band Indonesia Tangguh dari SMPN 3 Jember, grup musik yang digawangi oleh enam pelajar kelas VIII ini tampil membawakan lagu wajib Gugur Bunga dan lagu pihan yakni lagu Lir Ilir, grup musik tersebut tampil dengan bagus yang disambut tepuk tangan riuh dari penonton.
Nindi (13), salah seorang personil grup musik, mengaku sangat bangga bisa lolos dalam lima terbaik kategori band SMP, perjuangannya dan teman-teman yang datang ke Banyuwangi khusus untuk berkompetisi ini memberikan hasil yang memuaskan.
"Kami sangat senang sekali bisa tampil lagi malam ini, apalagi kemarin kami merasa persaingannya sangat ketat dan terasa sekali semangat kompetisi untuk jadi yang terbaik. Ini jadi pengalaman yang sangat berharga untuk kami," tuturnya.
Suasana Gesibu Blambangan tempat berlangsungnya acara begitu ramai dengan ribuan anak muda daerah yang menyesaki tribun penonton, mereka antusias menyaksikan grup musik pelajar yang tampil di atas panggung, beberapa kali terdengar kompak penonton mengikuti lirik lagu yang dibawakan oleh para penampil.
Sebelumnya, Banyuwangi juga telah menggelar beberapa wadah bermusik bagi pelajar yang masuk agenda Banyuwangi Festival, seperti Lalare Orkestra, Festival Jazz Pelajar dan lainnya.
Di Festival Jazz pelajar bahkan Banyuwangi mengadakan "coaching" klinik bagi peserta untuk memperkaya wawasan maupun teknik bermusik di genre jazz yang terkenal cukup rumit. Pemateri sekaligus juri yang dihadirkan pun tingkat nasional seperti Nikita Dompas dan Indra Azis. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019