Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mempertanyakan kepada Kementerian Pariwisata terkait usulan lima geosite yang belum memperoleh pengesahan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG).

"Kementerian Pariwisata akan mengkoordinasikan dengan Kementerian ESDM terkait pengesahan lima geosite yang diusulkan masuk KCAG," kata Kasubag Energi Sumber Daya Mineral Bagian Sumber Daya Alam Pemkab Bojonegoro Danang Aries Subiyanto di Bojonegoro, Sabtu.

Ia menyatakan bahwa usulan lima geosite masuk KCAG disampaikan dalam pembahasan jalur Ekowisata dan Geopark yang digelar Kementerian Pariwisata di Bojonegoro pada Jumat (22/2) dan Sabtu (23/2).

"Ya, pengesahan lima geosite yang belum disahkan sebagai KCAG itu yang kami pertanyakan dalam forum pembahasan jalur Ekowisata Geopark," kata Kepala Bagian SDA Pemkab Bojonegoro Darmawan, menegaskan.

Bagian SDA Pemkab Bojonegoro pada Oktober 2018 sudah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM terkait pengesahan lima geosite yang diusulkan masuk KCAG.

Menurut Darmawan, usulan penetapan lima geosite masuk KCAG sebagai usaha untuk memberikan perlindungan, sekaligus pengembangan sebagai objek wisata.

Lima geosite yang diusulkan masuk KCAG, yaitu Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Latung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, Petroleum Wonocolo di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan.

Selain itu, juga Antiklin Kawengan, semuanya di Kecamatan Kadewan dan situs fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.

Lokasi lima geosite itu, rinciannya tiga geosite masuk kawasan hutan di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro dan dua geosite yang secara administrasi masuk Bojonegoro, tapi masuk KPH Cepu, Jawa Tengah.

Dari Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisatan ITB Yani Andriani, menyatakan tujuan Geopark Bojonegoro dalam mendukung pariwisata untukmemperkuat keterkaitan dan keterpaduan pembangunan antara keberagaman geologi, keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya.

Ia memberikan gambaran bahwa fenomena geologi berupa batuan reservoir minyak bumi di Wonocolo, Kecamatan Kedewan, merupakan reservoir dangkal di Indonesia, bahkan di dunia.

Hal senada disampaikan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Geopark Kementerian Pariwisata DR. Yunus Kusumahbrata, yang menyatakan percepatan pengembangan Geopark mendukung pariwisata Indonesia.

"Kondisi pariwisata Indonesia saat ini kesulitan menambah jumlah wisatawan manca negara (wisman) karena kendala kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas," kata dia dalam pembahasan jalur Ekowisata Geopark di Bojonegoro itu. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019