Probolinggo (Antaranews Jatim) - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Probolinggo, Jawa Timur mencapai 41 orang sejak Januari hingga pertengahan Februari 2019, bahkan ada lima penderita yang masih menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo.
     
Tingginya kasus DBD menjadi perhatian Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin yang turun langsung memantau permukiman warga dan sekolah yang akan dilakukan pengasapan (fogging)  di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, dan SDN Sukabumi IV pada Jumat.
     
"Perkembangbiakan jentik nyamuk harus ditanggulangi supaya DBD tidak terjadi terus menerus karena kasus DBD itu tidak akan selesai kalau tidak ada keterlibatan masyarakat bersama pemerintah, sehingga semua harus ikut andil mengantisipasi DBD agar tidak semakin banyak penderitanya," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di sela-sela pemantauan fogging di Kota Probolinggo.
   
 Ia mengatakan langkah-langkah yang harus dilakukan bersama untuk mengurangi dan menekan DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk dan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik), bahkan jumantik bisa berasal dari ayah, ibu, anak atau pembantunya yang melakukan pengecekan sarang jentik nyamuk sepekan sekali.
   
 "Saya meminta masyarakat lebih responsif dengan PSN dengan memeriksa tempat perlindungan nyamuk di lingkungan rumah, memberikan lavarsida pada tempat penampungan air, periksa tanaman yang bisa menampung air, tidak membiasakan menggantung pakaian, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk dan bergotong royong membersihkan lingkungan," tuturnya.
     
Ia menjelaskan fogging sebenarnya bukan langkah yang cepat untuk mengatasi masalah DBD karena fogging dampaknya hanya sementara dan berbahaya jika tidak tepat sasaran, sehingga Pemkot Probolinggo mengajak masyarakat untuk memberantas DBD dengan aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
   
 Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati mengatakan kasus DBD sudah menjadi siklus lima tahunan, namun di Kota Probolinggo jumlahnya cenderung menurun sejak tahun 2017 yang tercatat sebanyak 113 kasus DBD dan tahun 2018 sebanyak 37 kasus. 
     
"Jumlah penderita DBD pada Januari 2019 tercatat sebanyak 23 orang, pada 1-13 Februari terdapat 18 orang penderita, sedangkan di  RSUD dr Mohammad Saleh pada Jumat ini ada lima penderita yang sedang menjalani rawat inap," katanya.
     
Ia mengatakan fogging dilaksanakan di  SDN Sukabumi IV di Jalan Soekarno Hatta Kota Probolinggo karena di sekolah tersebut terdapat enam siswa yang positif DBD dan sudah menjalani rawat inap.  
   
 "Jika ada penderita demam berdarah tidak serta merta langsung dilakukan pengasapan karena puskesmas harus melakukan pendataan dulu. Jika benar, maka radius 100 meter ada pasien panas minimal 3 orang dan angka bebas jentik kurang dari 95 persen, maka baru bisa dilakukan indikasi fogging," ujarnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019