Tulungagung (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menemukan dua penderita kusta baru selama kurun Januari 2019, salah satunya masih berstatus pelajar.
"Temuan ini menambah daftar kasus kusta yang terjadi dan ditemukan di Kota Marmer," kata Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Rabu.
Sebelumnya, pada kurun 2018, jumlah kasus kusta yang teridentifikasi dan menjadi fokus penanganan Dinkes Tulungagung tercatat sebanyak 30 penderita.
Angka itu naik dibanding tahun 2017 yang saat itu ditemukan 26 kasus. Rinciannya, 25 pasien tipe basah dan satu tipe kering. Dua pasien ditemukan dalam keadaan cacat dan satu anak-anak.
Sedang pada 2018, dari 30 kasus yang ditemukan, empat orang di antaranya penduduk Trenggalek dan 26 warga Tulungagung. Rinciannya, tiga penderita di antaranya ditemukan sudah cacat dan satu anak-anak.
"Temuan pasien kusta sejak 2017-2018 masih didominasi Kecamatan Bandung dan Campurdarat," kata Didik.
Didik mengatakan, dua wilayah ini masih mendominasi tingginya temuan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri microbacterium leprae itu.
Kendati begitu, Dinkes tidak mengurangi kesiagaan penanganan di wilayah-wilayah lain. Apalagi, lanjut Didik, dua kasus baru yang ditemukan selama kurun Januari diidentifikasi berdomisili di wilayah Kecamatan Sumbergempol dan Tanggunggunung.
"Di kecamatan Sumbergempol ada Januari lalu kami temukan satu pasien baru yang masih berstatus pelajar," ujarnya.
Sedang satu pasien kusta lain ditemukan di Kecamatan Tanggunggunung, namun saat itu kondisinya sudah mengalami cacat permanen.
Masa inkubasi hingga 10 tahun terkadang tidak disadari oleh orang yang tertular penyakit ini.
"Semua penderita kusta yang ditemukan kami berikan obat secara gratis sampai tuntas pada pasien dan Jatim sudah mencanangkan eliminasi kusta," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Temuan ini menambah daftar kasus kusta yang terjadi dan ditemukan di Kota Marmer," kata Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Rabu.
Sebelumnya, pada kurun 2018, jumlah kasus kusta yang teridentifikasi dan menjadi fokus penanganan Dinkes Tulungagung tercatat sebanyak 30 penderita.
Angka itu naik dibanding tahun 2017 yang saat itu ditemukan 26 kasus. Rinciannya, 25 pasien tipe basah dan satu tipe kering. Dua pasien ditemukan dalam keadaan cacat dan satu anak-anak.
Sedang pada 2018, dari 30 kasus yang ditemukan, empat orang di antaranya penduduk Trenggalek dan 26 warga Tulungagung. Rinciannya, tiga penderita di antaranya ditemukan sudah cacat dan satu anak-anak.
"Temuan pasien kusta sejak 2017-2018 masih didominasi Kecamatan Bandung dan Campurdarat," kata Didik.
Didik mengatakan, dua wilayah ini masih mendominasi tingginya temuan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri microbacterium leprae itu.
Kendati begitu, Dinkes tidak mengurangi kesiagaan penanganan di wilayah-wilayah lain. Apalagi, lanjut Didik, dua kasus baru yang ditemukan selama kurun Januari diidentifikasi berdomisili di wilayah Kecamatan Sumbergempol dan Tanggunggunung.
"Di kecamatan Sumbergempol ada Januari lalu kami temukan satu pasien baru yang masih berstatus pelajar," ujarnya.
Sedang satu pasien kusta lain ditemukan di Kecamatan Tanggunggunung, namun saat itu kondisinya sudah mengalami cacat permanen.
Masa inkubasi hingga 10 tahun terkadang tidak disadari oleh orang yang tertular penyakit ini.
"Semua penderita kusta yang ditemukan kami berikan obat secara gratis sampai tuntas pada pasien dan Jatim sudah mencanangkan eliminasi kusta," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019