Surabaya (Antaranews Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, sisi produksi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah setempat selama 2018, dengan pertumbuhan sebesar 5,5 persen.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Rabu mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi kurun 2018 di atas nasional yang hanya 5,17 persen, dan dari sisi pengeluaran struktur produk domestik bruto regional masih ditopang konsumsi rumah tangga yang mencapai 59,29 persen.

Pertumbuhan itu, kata dia, didorong dari sisi produksi, dan terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang sebesar 7,63 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,61 persen.

"Kalau dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi 2018 lebih tinggi. Pada 2017 hanya mencatat 5,46 persen. Tapi 2018 masih di bawah 2016 yang pernah mencapai 5,57 persen," katanya.

"Secara kumulatif, Teguh mengaku tumbuh, tapi kalau triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 1,88 persen, karena  triwulan keempat selalu tumbuh negatif dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sedangkan dari sisi sumber pertumbuhan, industri pengolahan berkontribusi sebesar 2,21 persen, perdagangan sebesar 1,16 persen, konstruksi 0,61 persen, informasi dan komunikasi 0,39 persen dan lain-lain sebesar 1,13 persen.

''Kontribusi industri pengolahan menurut catatan kami terus naik, di mana tahun lalu hanya 1,66 persen," kata Teguh kepada wartawan.

Untuk posisi industri pengolahan juga meningkat, yakni dari 29,12 persen pada 2017 menjadi 29,73 persen pada 2018.

"Selama 2018, perdagangan besar dan eceran termasuk reparasi mobil dan sepeda motor peranannya juga meningkat dari 17,93 persen menjadi 18,44 persen," tuturnya.

Sementara sektor pertanian, kehutanan dan perikanan porsinya menurun dari 12,84 persen menjadi 11,90 persen, karena adanya kontraksi yakni masuk masa tanam, sehingga produksi lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.

Teguh mengatakan, untuk sisi pengeluaran 2018 ekonomi Jatim tumbuh sebesar 5,50 persen, yakni naik 0,04 poin dibandingkan 2017. 

"Semua komponen PDRB mengalami akselerasi. Yang tumbuh tinggi ialah konsumsi LNPRT sebesar 6,57 persen, kemudian pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 6,08 persen, konsumsi pemerintah 5 persen, konsumsi rumah tangga 4,84 persen dan ekspor luar negeri 2,47 persen. Hal ini dipicu tingginya realisasi belanja modal pemerintah," katanya.*

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019