Surabaya (Antaranews Jatim) - Tersangka kasus dugaan pengaturan skor Vigit Waluyo membantah dirinya dikendalikan bandar judi internasional yang ada di Thailand untuk mengatur pertandingan sepak bola di Liga Indonesia.
"Saya tidak pernah punya bandar di Thailand atau di mana pun, saya tidak pernah. Saya hanya mamainkan uang saya sendiri untuk kepentingan klub yang saya bina," kata Vigit usai diperiksa Satgas Antimafia Bola Polri di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis.
Vigit mengaku dalam mengatur skor atau pertandingan tidak mencari keuntungan apapun, selain agar klub yang dia bina terus eksis di persepakbolaan Indonesia.
Hal itu dilakukan Vigit untuk memberikan gambaran kepada PSSI, bahwa PSSI itu harus memperhatikan kepada anggota dan klub-klubnya.
"Seharusnya dia (PSSI, red) menyadari klub ini butuh dana, karena tidak ada APBD. Intinya harus memberikan solusi tentang pendanaan. Kalau dana yang diberikan kecil, mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi," ujarnya.
Vigit juga menilai PSSI harus direformasi total karena banyak kepentingan yang ada di organisasi itu.
"Salah satu contohnya di wilayah komite perwasitan itu selalu menopang klub-klub yang dihuni oleh beberapa yang merangkap jabatan. Misalnya, klub itu ada pejabatnya di PSSI dia punya klub. Itu yang saya tahu.(*)
Baca juga: Ada Tiga Klub Sering Minta Dibantu Vigit Waluyo
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Periksa Vigit Terkait Pengaturan Skor Liga 2
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya tidak pernah punya bandar di Thailand atau di mana pun, saya tidak pernah. Saya hanya mamainkan uang saya sendiri untuk kepentingan klub yang saya bina," kata Vigit usai diperiksa Satgas Antimafia Bola Polri di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis.
Vigit mengaku dalam mengatur skor atau pertandingan tidak mencari keuntungan apapun, selain agar klub yang dia bina terus eksis di persepakbolaan Indonesia.
Hal itu dilakukan Vigit untuk memberikan gambaran kepada PSSI, bahwa PSSI itu harus memperhatikan kepada anggota dan klub-klubnya.
"Seharusnya dia (PSSI, red) menyadari klub ini butuh dana, karena tidak ada APBD. Intinya harus memberikan solusi tentang pendanaan. Kalau dana yang diberikan kecil, mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi," ujarnya.
Vigit juga menilai PSSI harus direformasi total karena banyak kepentingan yang ada di organisasi itu.
"Salah satu contohnya di wilayah komite perwasitan itu selalu menopang klub-klub yang dihuni oleh beberapa yang merangkap jabatan. Misalnya, klub itu ada pejabatnya di PSSI dia punya klub. Itu yang saya tahu.(*)
Baca juga: Ada Tiga Klub Sering Minta Dibantu Vigit Waluyo
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Periksa Vigit Terkait Pengaturan Skor Liga 2
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019