Surabaya (Antaranews Jatim) - Tersangka kasus dugaan pengaturan skor Vigit Waluyo mengungkapkan nama-nama klub yang biasa meminta bantuannya untuk mengatur pertandingan di kompetisi Liga 2 Indonesia.
"Klub yang dengan saya hanya PS Mojokerto Putra, kemudian Sleman (PSS, red) dengan Kalteng Putra juga. Mereka meminta saya membantu memenangkan pertandingan," kata Vigit usai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola Polri di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis.
Vigit mengaku tidak pernah terlibat dalam pertandingan kompetisi Liga 1 Indonesia dan hanya terlibat pada pertandingan-pertandingan Liga 2, yaitu dengan ketiga klub tersebut.
"Dalam membantu memenangkan pertandingan, kami hanya bermain di 'home' (kandang). Enggak pernah bermain di 'away'," ujar Vigit.
Mengenai PSS Sleman, dia mengaku telah menitipkan klub tersebut hingga menjadi juara Liga 2 musim lalu.
"Cuman memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi sehingga tidak ada kontaminasi dari pihak lain," kata dia.
Meski begitu, diakuinya kondisi tim PSS Sleman cukup bagus, sehingga ketika bertanding tidak mengalami kesulitan.
"Pada waktu PSS Sleman di putaran empat dan delapan besar, kami tidak melibatkan banyak pihak. Tapi, karena memang itu sudah ada dalam permainan itu, beberapa oknum PSSI melindungi agar prestasi tim terjaga baik," ucapnya.
Vigit berstatus sebagai tersangka penyuapan terhadap anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto. Suap terhadap Mbah Putih, sapaan Dwi Irianto, dimaksudkan membantu dan mengawal PS Mojokerto Putra dan PSS Sleman lolos ke Liga 1.
Vigit disebut-sebut sebagai sosok penting dalam pengaturan skor di sepak bola Indonesia.(*)
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Periksa Vigit Terkait Pengaturan Skor Liga 2
Baca juga: Vigit Waluyo Diperiksa Satgas Antimafia Bola di Polda Jatim
Baca juga: Vigit Akui Setor Sejumlah Uang ke Komite Wasit
Baca juga: Vigit Waluyo Benarkan Dimintai Bantuan oleh Andi Darussalam
Video oleh Willy Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Klub yang dengan saya hanya PS Mojokerto Putra, kemudian Sleman (PSS, red) dengan Kalteng Putra juga. Mereka meminta saya membantu memenangkan pertandingan," kata Vigit usai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola Polri di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis.
Vigit mengaku tidak pernah terlibat dalam pertandingan kompetisi Liga 1 Indonesia dan hanya terlibat pada pertandingan-pertandingan Liga 2, yaitu dengan ketiga klub tersebut.
"Dalam membantu memenangkan pertandingan, kami hanya bermain di 'home' (kandang). Enggak pernah bermain di 'away'," ujar Vigit.
Mengenai PSS Sleman, dia mengaku telah menitipkan klub tersebut hingga menjadi juara Liga 2 musim lalu.
"Cuman memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi sehingga tidak ada kontaminasi dari pihak lain," kata dia.
Meski begitu, diakuinya kondisi tim PSS Sleman cukup bagus, sehingga ketika bertanding tidak mengalami kesulitan.
"Pada waktu PSS Sleman di putaran empat dan delapan besar, kami tidak melibatkan banyak pihak. Tapi, karena memang itu sudah ada dalam permainan itu, beberapa oknum PSSI melindungi agar prestasi tim terjaga baik," ucapnya.
Vigit berstatus sebagai tersangka penyuapan terhadap anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto. Suap terhadap Mbah Putih, sapaan Dwi Irianto, dimaksudkan membantu dan mengawal PS Mojokerto Putra dan PSS Sleman lolos ke Liga 1.
Vigit disebut-sebut sebagai sosok penting dalam pengaturan skor di sepak bola Indonesia.(*)
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Periksa Vigit Terkait Pengaturan Skor Liga 2
Baca juga: Vigit Waluyo Diperiksa Satgas Antimafia Bola di Polda Jatim
Baca juga: Vigit Akui Setor Sejumlah Uang ke Komite Wasit
Baca juga: Vigit Waluyo Benarkan Dimintai Bantuan oleh Andi Darussalam
Video oleh Willy Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019