Jember (Antaranews Jatim) - Inovasi pengendali banjir yang dibuat tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) berhasil meraih gelar maket terbaik dan desain favorit dalam kompetisi Water Project Design Innovations yang digelar oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (ITB).
     
"Alhamdulillah pertama kalinya kami mengikuti kompetisi desain proyek bangunan air langsung mendapatkan dua gelar, padahal kompetitor kami umumnya sudah banyak yang ikut dalam lomba sejenis," kata Ketua Tim Jaya Kuda Fakultas Teknik Unej Robit Dahnial Ilhaq saat ditemui di Kampus Unej, Rabu.
     
Banjir masih menjadi masalah besar yang dihadapi oleh Indonesia, khususnya dihadapi oleh daerah yang berada di bantaran sungai dan ketika debit air sungai membesar di musim hujan maka banjir pun melanda, bahkan masalah itu semakin diperparah oleh kedalaman sungai yang makin dangkal akibat sedimentasi dan sampah yang dibuang sembarangan ke sungai.
     
"Untuk menanggulangi masalah itu, saya dari Program Studi Teknik Sipil bersama Muhammad Taufik dan Malikul Fanani dari Program Studi Teknik Elektro merancang sistem pengendali banjir, sekaligus pengangkut otomatis sampah, lengkap dengan pembangkit listrik mikro hidro," tuturnya.
     
Ia mengatakan Kompetisi Water Project Design Innovations tahun 2019 mengambil studi kasus penanggulangan banjir di Dayeuh Kolot, Bandung, yang merupakan daerah bantaran sungai yang sering terkena banjir dari sungai Citarum saat musim hujan karena ketinggian permukaan tanahnya lebih rendah dari ketinggian permukaan sungai Citarum, belum lagi masalah sedimentasi sungai dan sampah yang makin memperparah banjir di Dayeuh Kolot. 
     
"Untuk itu setiap peserta ditantang membuat inovasi pengendali banjirnya. Kami tidak hanya membuat desain inovasi pengendali banjir, namun membuat alat pengangkat sampah otomatis dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro yang tidak dilakukan oleh kompetitor lainnya," katanya.
     
Untuk pengendali banjir, lanjut dia, tim Unej merancang menanam "sheet pile" atau tiang pancang dari beton yang ditanam sepanjang 958 meter sepanjang aliran sungai Citarum yang melewati daerah Dayeuh Kolot dengan harapan penanaman "sheet pile" diharapkan memperkuat dinding sungai agar tidak ambrol saat sungai dikeruk untuk mengurangi sedimentasi. 
     
"Kami juga merancang alat pengangkut sampah yang dilengkapi ban berjalan di atas sungai sehingga mengurangi sampah yang mengapung. Khusus pengoperasionalan pengangkut sampah otomatis ini bisa dikontrol melalui telepon genggam dengan aplikasi yang sudah kami bikin dengan basis "internet of thing" atau IoT, sehingga memudahkan pengawasan," katanya.
     
Ia menjelaskan alat pengangkut sampah otomatis bisa disetel akan mengangkut tiap jam atau tiap berapa menit sekali, sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi sungai dan tim Unej juga merancang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di aliran sungai Citarum.
     
"Kami telah menghitung debit air sungai Citarum yang ternyata cukup untuk menggerakkan turbin PLTMH berjenis helical turbine. Jika rancangan ini diimplementasikan, kami perkirakan daya listriknya mampu menyuplai listrik untuk 4.500 rumah dengan daya 900 kilowatt," ujarnya.
     
Karya tiga mahasiswa Fakultas Teknik Unej itu berhasil masuk dalam babak final bersama tim tuan rumah, tim Universitas Brawijaya, tim Universitas Gadjah Mada, dan tim Universitas Pendidikan Indonesia, bahkan karya tim Unej mendapatkan apresiasi dari dewan juri, dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB yang turut hadir.
     
"Dewan juri memuji inovasi desain kami yang memadukan sistem pengendali banjir dengan pengangkut sampah otomatis dan PLTMH, sehingga kami meraih gelar rancangan maket terbaik dan gelar desain favorit yang mendapatkan suara terbanyak dari para pengunjung kompetisi yang umumnya dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB," katanya.
     
Kemenangan di ITB Bandung menjadi modal bagi Robit dan kawan-kawannya untuk ikut serta dalam Kontes Bangunan Air Indonesia 2019 yang akan digelar pada April 2019 di Universitas Brawijaya, Malang . Rencananya Kontes Bangunan Air Indonesia 2019 akan memakai sungai Brantas sebagai studi kasusnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019