Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Petrokimia Gresik mendorong petani di berbagai daerah untuk melakukan pemupukan berimbang, dalam menyambut puncak musim tanam padi 2018-2019, tujuannya agar kebutuhan hara tanaman terpenuhi sehingga produktivitas tanaman dapat dicapai.
     
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, Jumat mengatakan pemupukan berimbang merupakan pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan unsur hara penting dalam tanah.

"Salah satu yang terpenting adalah penggunaan pupuk organik sebagai pembenah tanah yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sehingga tanah dapat menyerap pupuk anorganik secara efektif dan efisien," kata Rahmad, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya.

Ia mengatakan, dosis pemupukan berimbang yang akan digunakan dalam demonstration plot (demplot) adalah 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska Plus, dan 200 kg pupuk Urea untuk satu hektar sawah.

Selain pupuk organik untuk tanah, kata dia, Petrokimia juga mendorong pemanfaatan pupuk NPK untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Dalam hal ini adalah pupuk NPK Phonska Plus, yaitu produk pupuk non-subsidi retail kemasan 25 kg yang mulai diperkenalkan PG sejak 2016.

"Selain memenuhi unsur hara penting seperti Nitrogen, Phospor, Kalium dan Sulfur, Phonska Plus juga mengandung unsur hara Zink. Ini adalah unsur hara mikro yang tidak ada pada NPK Phonska bersubsidi," katanya.

Ia mengatakan, untuk penambahan kandungan Zink pada Phonska Plus berdasarkan laporan International Fertilizer Association (IFA) membuat kondisi tanah di Indonesia mengalami defisiensi Zink yang cukup parah.

"Jadi Phonska Plus ini merupakan solusi atas permasalahan tanah yang kami tawarkan kepada petani. Selain dapat meningkatkan produktivitas, penggunaan Phonska Plus juga bisa mengembalikan unsur hara Zink yang saat ini defisit," katanya.

Sebelumnya, pupuk organik Petroganik juga merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia atas laporan Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor yang menyebutkan bahwa kandungan organik pada tanah Indonesia defisit, yaitu dibawah 2 persen.

Padahal, kata dia, tanah yang baik minimal mengandung kadar bahan organik minimal 5 persen.

Oleh karena itu, Petrokimia mendorong petani untuk menggunakan pempukan berimbang (pupuk organik dan anorganik), setelah itu memanfaatkan Phonska Plus dalam memenuhi unsur hara Zink yang defisit.

"Kombinasi keduanya adalah solusi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan secara bersamaan mampu meningkatkan produktivitas tanaman," katanya.

Ke depan, kata dia, Petrokimia akan terus memberikan produk yang menawarkan solusi kepada konsumen, baik petani maupun korporasi, karena perusahaan telah menetapkan posisinya sebagai produsen pupuk berbasis riset untuk solusi agroindustri, sekaligus mempersiapkan diri untuk menyambut era pengalihan subsidi pupuk.*

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019