Kediri (Antaranews Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan bahwa pemerintah daerah setempat tidak lagi memberikan dana hibah ke Politeknik Kediri, Jawa Timur, dan terus mendorong agar status kampus tersebut menjadi negeri.
"Semula kampus ini didesain untuk menjadi negeri. Waktu kampus ini belum selesai di Kemenristekdikti itu ada moratorium, sehingga poltek ini terganjal menjadi negeri. Kami terus mencari jalan supaya poltek ini bisa menjadi mandiri, punya daya saing, daya jual," katanya di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, beberapa waktu sebelumnya sudah coba dilakukan pendekatan dengan ITS, termasuk Politeknik Negeri Malang untuk mendapat program studi di luar kampus utama (PSDKU).
Adanya komunikasi yang baik dengan Politeknik Negeri Malang merupakan embrio yang bagus, sehingga tetap didorong agar bisa bergabung.
Wali Kota mengungkapkan, pemerintah kota memang berangan-angan untuk membangun kampus negeri, sehingga ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan Politeknik Kediri tersebut.
Sejak 2008 hingga saat ini terus diupayakan agar tempat pendidikan ini bisa menjadi kampus negeri. Harapannya, ke depan lulusan dari kampus ini bisa semakin siap menghadapi era industri 4.0.
Sementara itu, Direktur Politeknik Kediri Bambang Soekodiono mengatakan, pada 2019 kampusnya tidak lagi menerima dana hibah dari Pemkot Kediri.
Untuk itu, pihak kampus menyampaikan ke Menristekdikti agar SK PSDKU segera diterbitkan.
"Polinema (Politeknik Negeri Malang) sebagai kampus utama siap menggantikan dari APBD. Kalau kami dari pemkot (dapat dana hibah) sekitar Rp2 miliar. Ini SK turun, semua kebutuhan operasional ditanggung. SK itu muncul setelah pelimpahan aset disampaikan ke Kemenristekdikti," kata dia.
Ia menambahkan, jika nantinya sudah selesai dan semua administrasi lengkap, pada 2019 ini bisa direalisasikan untuk PSDKU tersebut. Anggaran untuk Politeknik Kediri juga bisa masuk ke DIPA di Politeknik Negeri Malang.
Namun, untuk besarnya saat ini masih menunggu tim dari Politeknik Negeri Malang yang akan menghitung seluruh kebutuhan, termasuk untuk mengembangkan program studi baru.
Bambang mengatakan, di Politeknik Kediri terdapat lebih dari 1.100 mahasiswa yang menempuh pendidikan. Pada penerimaan mahasiswa baru 2018, kampus ini menerima 420 mahasiswa baru untuk tiga program studi, yakni akuntansi, IT, dan perawatan pemeliharaan mesin.
"Selama PSDKU, Polinema ada beban untuk mengembangkan Kediri. Namun, secara jurusan sudah minimal tiga itu, karena masih baru. Setelah itu, silakan dikembangkan, Politeknik Kediri akan membuka jurusan apa, sesuai kebutuhan di Kediri," kata Bambang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Semula kampus ini didesain untuk menjadi negeri. Waktu kampus ini belum selesai di Kemenristekdikti itu ada moratorium, sehingga poltek ini terganjal menjadi negeri. Kami terus mencari jalan supaya poltek ini bisa menjadi mandiri, punya daya saing, daya jual," katanya di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, beberapa waktu sebelumnya sudah coba dilakukan pendekatan dengan ITS, termasuk Politeknik Negeri Malang untuk mendapat program studi di luar kampus utama (PSDKU).
Adanya komunikasi yang baik dengan Politeknik Negeri Malang merupakan embrio yang bagus, sehingga tetap didorong agar bisa bergabung.
Wali Kota mengungkapkan, pemerintah kota memang berangan-angan untuk membangun kampus negeri, sehingga ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan Politeknik Kediri tersebut.
Sejak 2008 hingga saat ini terus diupayakan agar tempat pendidikan ini bisa menjadi kampus negeri. Harapannya, ke depan lulusan dari kampus ini bisa semakin siap menghadapi era industri 4.0.
Sementara itu, Direktur Politeknik Kediri Bambang Soekodiono mengatakan, pada 2019 kampusnya tidak lagi menerima dana hibah dari Pemkot Kediri.
Untuk itu, pihak kampus menyampaikan ke Menristekdikti agar SK PSDKU segera diterbitkan.
"Polinema (Politeknik Negeri Malang) sebagai kampus utama siap menggantikan dari APBD. Kalau kami dari pemkot (dapat dana hibah) sekitar Rp2 miliar. Ini SK turun, semua kebutuhan operasional ditanggung. SK itu muncul setelah pelimpahan aset disampaikan ke Kemenristekdikti," kata dia.
Ia menambahkan, jika nantinya sudah selesai dan semua administrasi lengkap, pada 2019 ini bisa direalisasikan untuk PSDKU tersebut. Anggaran untuk Politeknik Kediri juga bisa masuk ke DIPA di Politeknik Negeri Malang.
Namun, untuk besarnya saat ini masih menunggu tim dari Politeknik Negeri Malang yang akan menghitung seluruh kebutuhan, termasuk untuk mengembangkan program studi baru.
Bambang mengatakan, di Politeknik Kediri terdapat lebih dari 1.100 mahasiswa yang menempuh pendidikan. Pada penerimaan mahasiswa baru 2018, kampus ini menerima 420 mahasiswa baru untuk tiga program studi, yakni akuntansi, IT, dan perawatan pemeliharaan mesin.
"Selama PSDKU, Polinema ada beban untuk mengembangkan Kediri. Namun, secara jurusan sudah minimal tiga itu, karena masih baru. Setelah itu, silakan dikembangkan, Politeknik Kediri akan membuka jurusan apa, sesuai kebutuhan di Kediri," kata Bambang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019