Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sebuah rumah beserta toko milik Rohmad (38) di Desa Samberan, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu, nyaris terbakar disebabkan bahan bakar minyak jenis pertalite yang dituangkan di dalam botol tumpah.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro Bowo Sasmito menjelaskan, kebakaran itu berawal pemiliknya Rohmad menuangkan BBM pertalite dari jerigen dengan memanfaatkan selang ke botol.
Namun, menurut dia, Rohmad kemudian keluar toko pergi ke sawah, lupa dengan pekerjaan menuangkan BBM ke botol.
"BBM yang dituangkan dengan selang ke dalam botol itu meluber merambat ke perapian hingga mengakibatkan sembako dan sepeda motor di dalam toko terbakar," ucapnya.
Namun, kobaran api berhasil dipadamkan petugas Posko Damkar Kecamatan Baureno dengan mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran.
"Kebakaran berhasil dipadamkan dengan cepat sehingga bangunan toko dan rumah berhasil diselamatkan. Perkiraan kerugian sekitar Rp20 juta, karena kebakaran hanya merusak barang-barang di dalam toko seperti sembako juga sepeda motor di dalam toko," ucapnya menjelaskan.
Kepala Bidang Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno menjelaskan, memasuki musim hujan kerawanan kebakaran hutan dan lahan berkurang, tapi kebakaran permukiman tetap rawan terjadi.
Untuk kebakaran permukiman, sebagian besar akibat hubungan arus pendek listrik PLN, selain perapian, kompor gas, juga faktor yang lainnya.
"Kebanyakan kabel listrik PLN di pemukiman warga di wilayah pedesaan tidak standar sehingga memicu terjadinya hubungan arus pendek listrik," ujarnya.
Data pada dinas damkar menyebutkan selama 2018 telah terjadi 164 kejadian kebakaran permukiman, juga bangunan lainnya, termasuk kebakaran hutan dan lahan dengan kerugian mencapai Rp6,5 miliar.
Kerugian kebakaran pada 2018 itu meningkat dibandingkan kerugian kebakaran pada 2017 dalam 102 kejadian dengan jumlah kerugian sekitar Rp3,8 miliar.
"Meningkatnya kejadian kebakaran pada 2018 dipengaruhi musim kemarau kering," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro Bowo Sasmito menjelaskan, kebakaran itu berawal pemiliknya Rohmad menuangkan BBM pertalite dari jerigen dengan memanfaatkan selang ke botol.
Namun, menurut dia, Rohmad kemudian keluar toko pergi ke sawah, lupa dengan pekerjaan menuangkan BBM ke botol.
"BBM yang dituangkan dengan selang ke dalam botol itu meluber merambat ke perapian hingga mengakibatkan sembako dan sepeda motor di dalam toko terbakar," ucapnya.
Namun, kobaran api berhasil dipadamkan petugas Posko Damkar Kecamatan Baureno dengan mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran.
"Kebakaran berhasil dipadamkan dengan cepat sehingga bangunan toko dan rumah berhasil diselamatkan. Perkiraan kerugian sekitar Rp20 juta, karena kebakaran hanya merusak barang-barang di dalam toko seperti sembako juga sepeda motor di dalam toko," ucapnya menjelaskan.
Kepala Bidang Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno menjelaskan, memasuki musim hujan kerawanan kebakaran hutan dan lahan berkurang, tapi kebakaran permukiman tetap rawan terjadi.
Untuk kebakaran permukiman, sebagian besar akibat hubungan arus pendek listrik PLN, selain perapian, kompor gas, juga faktor yang lainnya.
"Kebanyakan kabel listrik PLN di pemukiman warga di wilayah pedesaan tidak standar sehingga memicu terjadinya hubungan arus pendek listrik," ujarnya.
Data pada dinas damkar menyebutkan selama 2018 telah terjadi 164 kejadian kebakaran permukiman, juga bangunan lainnya, termasuk kebakaran hutan dan lahan dengan kerugian mencapai Rp6,5 miliar.
Kerugian kebakaran pada 2018 itu meningkat dibandingkan kerugian kebakaran pada 2017 dalam 102 kejadian dengan jumlah kerugian sekitar Rp3,8 miliar.
"Meningkatnya kejadian kebakaran pada 2018 dipengaruhi musim kemarau kering," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019