Bojonegoro (Antaranews Jatim) - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menggelar sosialisasi program pengembangan unit bisnis BUMDes Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk menciptakan pemberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat.

"Program BUMDesa Ngasem merupakan bentuk komitmen PEPC terhadap kemandirian ekonomi masyarakat dan merupakan replika dari program BUMDesa yang sebelumnya telah diterapkan di Desa Bandungrejo," ujar "Community Relations & CSR Officer" PEPC Edi Arto, dalam acara sosialisasi di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Jumat.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa program pengembangan unit bisnis BUMDes Ngasem telah disetujui oleh SKK Migas.
Program BUMDesa Ngasem dilakukan bekerja sama dengan "Indonesian Development of Society "(IDFoS) dengan tujuan meningkatkan mata pencaharian masyarakat berbasis pertanian, peternakan dan perikanan.

Adapun program pengembangan usaha unit desa yang dikelola oleh PEPC meliputi beberapa tahapan yaitu musyawarah desa, pemetaan potensi aset desa, peningkatan pengetahuan dan keterampilan BUMDesa.  

"Sosialisasi ini merupakan tahapan awal dari program BUMDesa Ngasem.Diharapkan PEPC dapat menyokong rintisan usaha lokal BUMDesa Ngasem berbasis potensi lokal," kata dia menegaskan.

Sebelum itu, katanya, PEPC juga mengembangkan program budi daya ayam petelur melalui bisnis usaha milik desa bersama  pemerintah desa dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Desa Bandungrejo,  Kecamatan Ngasem.

Dalam program BUM Desa Bandungrejo, PEPC memberikan pembinaan usaha budidaya ayam petelur guna meningkatkan pemasukan peternak di daerah yang berada di sekitar proyek lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB).

Program BUMDesa merupakan upaya strategis pemberdayaan masyarakat berdasarkan hasil studi sosio ekonomi pada 2013, dengan perhitungan mata pencaharian utama masyarakat di sekitar Proyek JTB PEPC merupakan petani dan peternak.

"BUMDes dipandang sebagai kelembagaan yang sangat tepat untuk mewadahi peningkatan pencaharian masyarakat secara berkelanjutan," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Suwondo mengapresiasi program usaha bisnis BUMDes yang diprakarsai PEPC.

"Senang sekali dengan adanya program pengembangan unit bisnis ini, kami menyambut dengan baik program ini, terlebih karena sesuai dengan semangat BUMDesa Ngasem untuk terus dapat berkontribusi lebih terhadap pembangunan ekonomi desa," katanya.

Proyek unititasi pengembangan gas JTB diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.

Proyek  dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)




 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018