Malang (Antaranews Jatim) - Perum Bulog Sub Divre VII Malang menyatakan bahwa hingga awal Desember 2018 total serapan pengadaan gabah dan beras tercatat baru sebesar 42,61 persen atau sebanyak 18.278 ton.

Kepala Bulog Sub Divre VII Malang Fachria Latuconsina kepada Antara mengatakan bahwa realisasi serapan saat ini yang baru sebanyak 18.278 ton tersebut, masih di bawah target yang ditetapkan pada awal 2018 yang sebesar 42.900 ton.

"Total serapan pengadaan sampai dengan hari ini 18.278 ton, atau 42,61 persen dari target 42.900 ton," kata Fachria, Kamis.

Tercatat, pada 2017, realisasi Perum Bulog Sub Divre VII Malang untuk pengadaan gabah dan beras hanya bisa memenuhi target sebanyak 53 persen dari total target yang ditetapkan sebanyak 67.100 ton. Tahun 2018 ini, target yang ditetapkan juga lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama November 2018, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.116 per kilogram, atau naik 3,64 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.212 per kilogram atau naik 3,43 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Oktober 2018.

Sementara harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani tercatat Rp5.646 per kilogram, yang juga naik 3,28 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.754 per kilogram, naik 3,34 persen.

Kenaikan tersebut juga diikuti untuk harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.739 per kilogram atau, 0,95 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.841, naik 1,23 persen.

Berdasar Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Pengadaan Gabah atau Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah, besaran Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Perum Bulog untuk gabah kering panen adalah Rp3.700 per kilogram di tingkat petani dan Rp3.750 per kilogram di tingkat penggilingan.

Sementara untuk gabah kering giling, HPP ditetapkan Rp4.600 per kilogram di tingkat penggilingan dan Rp4.650 di gudang Bulog.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018