Jember (Antaranews Jatim) - Harga daging ayam ras yang naik memicu laju inflasi bulan November 2018 di Kabupaten Jember, sehingga inflasi di wilayah setempat sebesar 0,27 persen yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari bulan Oktober 2018 sebesar 129,63 persen naik menjadi sebesar 129,98 persen pada November 2018.     
     
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember adalah daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, bensin, dan wortel," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS setempat, Senin.
     
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,40 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,21 persen. 
     
"Pada bulan ini,  Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dan nasional juga mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, sehingga inflasi Jatim dan nasional sama dengan Jember sebesar 0,27 persen," tuturnya.
     
Menurutnya lima  kelompok  pengeluaran  mengalami  inflasi dari  tujuh  kelompok  pengeluaran yakni kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,93 persen; diikuti oleh transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen; dan inflasi terendah kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen.
     
"Sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok sandang deflasi sebesar 0,32 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau deflasi sebesar 0,07 persen," katanya.
     
Ia menjelaskan laju inflasi tahun kalender pada bulan November 2018 di Jember mengalami inflasi sebesar 2,44 persen dan angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender November 2017 yang mengalami inflasi sebesar 2,85 persen. Sementara inflasi year-on-year November 2018 di Jember sebesar 3,12 persen, angka itu lebih rendah dibanding inflasi year-on-year November 2017 sebesar 3,80 persen.
     
"Komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, kemudian komponen diatur pemerintah (administered) mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, dan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami inflasi sebesar 1,04 persen," katanya.
     
Sementara Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Birawa mengatakan efek harga bahan bakar khusus yang dinaikkan oleh pemerintah pada 10 Oktober 2018 masih terasa dampaknya di November 2018, sehingga komoditas bensin masih menjadi salah satu pemicu utama terjadinya inflasi. 
     
"Demikian  halnya  dengan  momen  perayaan  Maulid  Nabi  yang  terjadi  di  bulan  November  menyebabkan permintaan akan daging ayam ras dan telur ayam ras meningkat, sehingga menyebabkan lonjakan harga di beberapa pasar di Jember dan menjadi komoditas utama pemicu inflasi," ujarnya.
     
Semua kota di Jatim mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kota Kediri sebesar 0,40 persen diikuti oleh Kota Malang 0,37 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Kota Madiun sebesar 0,34 persen, Kabupaten Jember sebesar 0,27 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,26 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 0,24 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,21 persen.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018