Madiun (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Madiun menggelar pemberian vaksin atau imunisasi difteri secara serentak melalui gerakan imunasi bertajuk Outbreak Respons Immunization (ORI) untuk putaran ketiga pada bulan November dan Desember 2018.

Kasi Survelen dan Imunisasi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan KB Kota Madiun Retno Enuryanti, Senin, mengatakan, kegiatan ORI sudah dimulai pada awal November dan dijadwalkan selesai pada Desember nanti.

"sejauh ini capaian sudah cukup tinggi. Sebanyak 29 ribu lebih sasaran telah divaksin memasuki minggu ketiga November ini dari target sasaran sekitar 62 ribu anak," ujar Retno kepada wartawan.

Menurut dia, ORI memang dilakukan tiga kali. Untuk putaran pertama sudah pada bulan Februari-Maret. Lalu putaran kedua berlangsung Juli-Agustus, dan saat ini putaran ketiga pada November-Desember.

Adapun sasaran yang mencapai 62 ribu anak lebih tersebut berada di rentang usia 1-19 tahun. Mengapa mreka masuk dalam rentang umur yang diimunisasi? karena dinilai kekebalan tubuh di usia tersebut masih lemah terhadap toksin difteri yang dibawa bakteri difteri.

Ia menjelaskan, sama seperti saat putaran pertama dan kedua, imunisasi ORI tahap tiga ini juga diberikan di puskesmas-puskesmas, posyandu, klinik kesehatan atau pusat pelayanan kesehatan yang lain, serta sekolah.

"Tujuannya sama seperti putaran pertama dan kedua, agar anak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat menyebabkan difteri," kata dia.

Ia menambahkan, seseorang butuh minimal tujuh kali vaksin untuk mendapatkan kekebalan tubuh yang optimal terhadap penyakit difteri. Dengan demikian, anak yang sudah mendapat vaksin tetap harus divaksin lagi.

Saat anak berusia satu tahun, paling tidak sudah mendapatkan empat kali vaksin difteri melalui program kegiatan imunisasi rutin. Sisanya diberikan saat anak mencapai usia kelas 1, 2, dan 3 SD. 

Pemerintah kemudian berupaya meningkatkan kekebalan masyarakat sebagai langkah pencegahan. Hal itu menyusul terdapat sejumlah daerah, termasuk Jawa Timur, yang sempat berstatus endemis dan KLB difteri beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, pemberian vaksin diteruskan hingga kurang dari usia 19 tahun. Masyarakat diminta mendukung kegiatan ini dengan membawa anaknya ke layanan vaksin an telah ditentukan," katanya.

Selain itu yang tak kalah penting adalah masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Di antaranya tidak meludah sembarangan, rajin mencuci tangan, makan makanan bergizi, dan hidup sehat lainnya. Sebab difteri sangat mudah menular. Di antaranya melalui sentuhan maupun percikan air ludah. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018