Lumajang (Antaranews Jatim) - Bupati Lumajang Thoriqul Haq berharap Desa Ranupani menjadi destinasi atau lokasi tujuan wisata kebudayaan unggulan di Kabupaten Lumajang, seiring adanya sejumlah upacara adat yang digelar warga Suku Tengger di desa setempat.
"Saya merasa bangga dan senang bisa hadir di sini dalam rangka upacara Unan-unan di Desa Ranupani. Unan-unan menjadi upacara dan inspirasi bagi saya sendiri," kata Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Cak Thoriq, saat menghadiri upacara Unan-unan warga Suku Tengger di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jumat.
Tahun depan, lanjut dia, Pemkab Lumajang ingin upacara adat Karo dan Unan-unan menjadi agenda resmi Kabupaten Lumajang, sehingga nanti kegiatan tersebut dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lumajang tahun 2019.
"Di Desa Ranupani dapat dilaksanakan secara bersamaan antara pertanian, pariwisata dan event yang dimunculkan oleh masyarakat desa setempat," katanya.
Ia berharap kegiatan yang terpadu tersebut menjadikan Desa Ranupani benar-benar nyata dan dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Lumajang.
"Untuk pengelolaan pariwisata agar dapat dilaksanakan secara terkonsep yang terintegrasi dan menyeluruh antara pemerintah kabupaten dan Desa Ranupani karena kalau dikelola dengan baik, maka akan memberikan kemakmuran bagi rakyat," ujarnya.
Sementara Fasilitator Destinasi Kementerian Pariwisata Trisno Sudigdo yang hadir dalam upacara warga Suku Tengger itu mengatakan, Unan-unan adalah upacara yang besar serta identik dengan memayu desa/menanam kepala kerbau dan sangat penting bagi masyarakat Tengger.
"Unan-unan merupakan titik awal masyarakat dalam menentukan upacaranya. Unan-unan merupakan salah satu ritual adat Suku Tengger yang digelar lima tahun sekali," tuturnya.
Ia berharap tahun depan dalam memperingati upacara adat tersebut, pemerintah dapat memfasilitasinya, sehingga Ranupani dapat dijadikan salah satu destinasi wisata kebudayaan di Kabupaten Lumajang.
Kepala Desa Ranupani Satumat mengatakan, Unan-unan merupakan kegiatan adat istiadat yang harus dilestarikan dan dirangkul dengan baik, karena Unan-unan merupakan titik temu masyarakat Desa Ranupani.
"Generasi muda harus ikut menjaga kelestarian budaya yang ada di Desa Ranupani. Unan-unan itu bukan agama, namun adat-istiadat yang harus dilestarikan," katanya.
Di akhir upacara adat Unan-Unan, Bupati Lumajang bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta masyarakat Desa Ranupani mengikuti arak-arakan Jodang (tempat makanan sesaji) menuju Punden Sanggar Agung untuk melaksanakan ritual penanaman kepala kerbau dan do'a bersama. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Saya merasa bangga dan senang bisa hadir di sini dalam rangka upacara Unan-unan di Desa Ranupani. Unan-unan menjadi upacara dan inspirasi bagi saya sendiri," kata Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Cak Thoriq, saat menghadiri upacara Unan-unan warga Suku Tengger di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jumat.
Tahun depan, lanjut dia, Pemkab Lumajang ingin upacara adat Karo dan Unan-unan menjadi agenda resmi Kabupaten Lumajang, sehingga nanti kegiatan tersebut dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lumajang tahun 2019.
"Di Desa Ranupani dapat dilaksanakan secara bersamaan antara pertanian, pariwisata dan event yang dimunculkan oleh masyarakat desa setempat," katanya.
Ia berharap kegiatan yang terpadu tersebut menjadikan Desa Ranupani benar-benar nyata dan dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Lumajang.
"Untuk pengelolaan pariwisata agar dapat dilaksanakan secara terkonsep yang terintegrasi dan menyeluruh antara pemerintah kabupaten dan Desa Ranupani karena kalau dikelola dengan baik, maka akan memberikan kemakmuran bagi rakyat," ujarnya.
Sementara Fasilitator Destinasi Kementerian Pariwisata Trisno Sudigdo yang hadir dalam upacara warga Suku Tengger itu mengatakan, Unan-unan adalah upacara yang besar serta identik dengan memayu desa/menanam kepala kerbau dan sangat penting bagi masyarakat Tengger.
"Unan-unan merupakan titik awal masyarakat dalam menentukan upacaranya. Unan-unan merupakan salah satu ritual adat Suku Tengger yang digelar lima tahun sekali," tuturnya.
Ia berharap tahun depan dalam memperingati upacara adat tersebut, pemerintah dapat memfasilitasinya, sehingga Ranupani dapat dijadikan salah satu destinasi wisata kebudayaan di Kabupaten Lumajang.
Kepala Desa Ranupani Satumat mengatakan, Unan-unan merupakan kegiatan adat istiadat yang harus dilestarikan dan dirangkul dengan baik, karena Unan-unan merupakan titik temu masyarakat Desa Ranupani.
"Generasi muda harus ikut menjaga kelestarian budaya yang ada di Desa Ranupani. Unan-unan itu bukan agama, namun adat-istiadat yang harus dilestarikan," katanya.
Di akhir upacara adat Unan-Unan, Bupati Lumajang bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta masyarakat Desa Ranupani mengikuti arak-arakan Jodang (tempat makanan sesaji) menuju Punden Sanggar Agung untuk melaksanakan ritual penanaman kepala kerbau dan do'a bersama. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018