Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Tim SAR gabungan Bojonegoro, Jawa Timur, menghentikan pencarian seorang pemancing atas nama Sukisno (40), warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, yang tenggelam di Bendung Gerak Bengawan Solo pada Kamis pukul 10.20 WIB.
"Personel Tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban karena malam hari. Pencarian akan dilanjutkan Jumat (23/11)," kata Anggota Tim SAR gabungan Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis.
Sebelum ini, kata dia, pencarian korban tenggelam dilakukan dengan mengerahkan dua perahu karet didukung 24 personel SAR gabungan dengan lokasi di sekitar korban diperkirakan tenggelam di perairan Bendung Gerak di Kecamatan Trucuk.
"Pencarian lanjutan akan dibantu enam personel Basarnas," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, menjelaskan Tim SAR gabungan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, langsung menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan korban tenggelam di perairan Bendung Gerak Bengawan Solo.
Dari data yang diperoleh berdasarkan rekaman CCTV di Bendung Gerak bahwa diketahui korban Sukisno warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, memancing tidak di daratan, tapi masuk ke air di kawasan Bendung Gerak yang arusnya cukup deras..
Dari rekaman gambar yang ada korban yang semula berdiri di tengah air, diperkirakan terpeselet akibat arus air yang deras kemudian tenggelam, sedangkan di tepian juga ada beberapa pemancing.
Seorang pedagang makanan di lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Ny Wisnu mengatakan di kawasan Bendung Gerak selalu dipenuhi pemancing baik dari tepi Bendung Gerak di Kecamatan Trucuk, maupun tepi Bendung Gerak di Kecamatan Kalitidu.
"Selama musim kemarau jumlahnya bisa puluhan orang pemancing yang berdatangan terutama pada malam hari," ucapnya.
Selama musim kemarau, menurut dia, para pemancing di Bendung Gerak banyak yang memperoleh ikan dengan ukuran besar, seperti jambal/patin, rengkik, dan tawes.
"Saya setiap hari membeli berbagai jenis ikan perolehan para pemancing kemudian saya jual mentah juga saya masak," ucapnya.
Pantauan di lokasi tersebut debit air Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, termasuk di kawasan Bendung Gerak mulai bertambah, akibat hujan sudah mulai turun dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah petugas Perum Jasa Tirta I Bojonegoro, sejak beberapa hari lalu mulai menambah bukaan pintu Bendung Gerak untuk mengalirkan debit air termasuk membuang tumbuhan eceng gondok yang memenuhi kawasan setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Personel Tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban karena malam hari. Pencarian akan dilanjutkan Jumat (23/11)," kata Anggota Tim SAR gabungan Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis.
Sebelum ini, kata dia, pencarian korban tenggelam dilakukan dengan mengerahkan dua perahu karet didukung 24 personel SAR gabungan dengan lokasi di sekitar korban diperkirakan tenggelam di perairan Bendung Gerak di Kecamatan Trucuk.
"Pencarian lanjutan akan dibantu enam personel Basarnas," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, menjelaskan Tim SAR gabungan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, langsung menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan korban tenggelam di perairan Bendung Gerak Bengawan Solo.
Dari data yang diperoleh berdasarkan rekaman CCTV di Bendung Gerak bahwa diketahui korban Sukisno warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, memancing tidak di daratan, tapi masuk ke air di kawasan Bendung Gerak yang arusnya cukup deras..
Dari rekaman gambar yang ada korban yang semula berdiri di tengah air, diperkirakan terpeselet akibat arus air yang deras kemudian tenggelam, sedangkan di tepian juga ada beberapa pemancing.
Seorang pedagang makanan di lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Ny Wisnu mengatakan di kawasan Bendung Gerak selalu dipenuhi pemancing baik dari tepi Bendung Gerak di Kecamatan Trucuk, maupun tepi Bendung Gerak di Kecamatan Kalitidu.
"Selama musim kemarau jumlahnya bisa puluhan orang pemancing yang berdatangan terutama pada malam hari," ucapnya.
Selama musim kemarau, menurut dia, para pemancing di Bendung Gerak banyak yang memperoleh ikan dengan ukuran besar, seperti jambal/patin, rengkik, dan tawes.
"Saya setiap hari membeli berbagai jenis ikan perolehan para pemancing kemudian saya jual mentah juga saya masak," ucapnya.
Pantauan di lokasi tersebut debit air Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, termasuk di kawasan Bendung Gerak mulai bertambah, akibat hujan sudah mulai turun dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah petugas Perum Jasa Tirta I Bojonegoro, sejak beberapa hari lalu mulai menambah bukaan pintu Bendung Gerak untuk mengalirkan debit air termasuk membuang tumbuhan eceng gondok yang memenuhi kawasan setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018