Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Petani tambak yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengurangi takaran tebar benih udang yang akan dimasukkan ke tambak mereka menyusul terjadinya peralihan musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba  di wilayah setempat.

Salah satu petani tambak asal Desa Buncitan, Sedati Sidoarjo, Khumaidi, Rabu mengatakan, pengurangan takaran tebar benih udang yang dimasukkan ke dalam tambak itu dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat perubahan cuaca.

"Jika tambak dengan ukuran sembilan hektar saya tebarkan benih udang sebanyak 20 ribu ekor, dari jumlah biasanya sebanyak 30 ribu ekor," ujarnya saat dikonfirmasi di Sidoarjo.

Ia mengemukakan, pengurangan takaran tegar benih udang itu dilakukan sebagai bentuk mengantisipasi terjadinya kerugian yang disebabkan perubahan musim.

"Kalau perubahan musim seoerti sekarang ini, tingkat keasaman air hujan cukup tinggi. Hal itu ditunjang dengan polusi udara yang dibawa oleh air hujan dan ditampung di dalam tambak. Hal inilah yang menyebabkan banyak udang mati," katanya.

Ia mengatakan, selain mengurangi takaran tebar benih udang, petani tambak di Sidoarjo juga rutin melakukan pengecekan kadar keasaman air yang ada di dalam tambak.

"Biasanya pengecekan dilakukan dua hari sekali, pada pagi hari. Atau juga setelah turun hujan, karena ada kecenderungan keasaman air tambak akan berubah, seiring datangnya hujan," katanya.

Menurutnya, kualitas air yang bagus merupakan sarana utama supaya kondisi udang yang ditebar bisa tumbuh dengan maksimal.

"Tidak hanya untuk udang, tetapi untuk ikan bandeng juga diperlukan penanganan yang sama, supaya ikan bisa tumbuh dengan maksimal dan hasilnya bisa bagus," katanya.

Ia menambahkan, antisipasi yang dilakukan oleh petani tambak ini biasanya berlangsung selama satu sampai dengan dua bulan, baru kemudian berjalan seperti biasanya.

"Hal ini dilakukan supaya tidak banyak ikan atau udang yang mati demi keberlangsungan petani tambak di Sidoarjo," ucapnya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018