Madiun (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menyiagakan sebanyak 80 petugas dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman guna mewaspadai pohon tumbang yang rawan terjadi saat musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Setiap hari petugas kami melakukan pemantauan dan pemangkasan dahan yang membahayakan. Ini sebagai bentuk antisipasi pohon tumbang yang rawan terjadi saat cuaca tidak menentu saat ini," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto di Madiun, Selasa.
Menurut dia, para petugas tersebut melakukan pemantauan dan perawatan pohon-pohon yang tersebar di sejumlah titik.
Dinas setempat mencatat setidaknya ada sekitar 7.000 pohon di Kota Madiun, mulai dari pohon besar hingga tanaman berbunga. Petugas juga merawat pohon milik warga yang dahannya menjulur ke jalan atau mengganggu lalu lintas.
Ia menjelaskan, hampir setiap hari petugas memangkas pohon. Pemangkasan itu berdasarkan pemantauan langsung petugas di lapangan, selain dari laporan masyarakat.
Adapun dalam proses penebangan, petugas tidak langsung menebang habis pohon sasaran, tetapi disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Tidak ditebang habis. Keberadaan pohon juga memiliki fungsi lindung dan ekologi yang harus dipertahankan," katanya.
Dalam menebang pohon terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, di antaranya dari fisiknya, mulai bagian kulit, lebatnya daun, bagian akar yang terlihat, getah, hingga posisi pohon. Selain itu, petugas juga melihat dari usia pohon dan riwayat kejadian sebelumnya.
"Prinsipnya antisipasi terus kami lakukan. Bukan hanya saat musim hujan, tetapi secara berkelanjutan," tambahnya.
Ia berharap dengan pemantauan rutin tersebut, kasus pohon tumbang di Kota Madiun yang dapat membahayakan warga dapat dicegah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Setiap hari petugas kami melakukan pemantauan dan pemangkasan dahan yang membahayakan. Ini sebagai bentuk antisipasi pohon tumbang yang rawan terjadi saat cuaca tidak menentu saat ini," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto di Madiun, Selasa.
Menurut dia, para petugas tersebut melakukan pemantauan dan perawatan pohon-pohon yang tersebar di sejumlah titik.
Dinas setempat mencatat setidaknya ada sekitar 7.000 pohon di Kota Madiun, mulai dari pohon besar hingga tanaman berbunga. Petugas juga merawat pohon milik warga yang dahannya menjulur ke jalan atau mengganggu lalu lintas.
Ia menjelaskan, hampir setiap hari petugas memangkas pohon. Pemangkasan itu berdasarkan pemantauan langsung petugas di lapangan, selain dari laporan masyarakat.
Adapun dalam proses penebangan, petugas tidak langsung menebang habis pohon sasaran, tetapi disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Tidak ditebang habis. Keberadaan pohon juga memiliki fungsi lindung dan ekologi yang harus dipertahankan," katanya.
Dalam menebang pohon terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, di antaranya dari fisiknya, mulai bagian kulit, lebatnya daun, bagian akar yang terlihat, getah, hingga posisi pohon. Selain itu, petugas juga melihat dari usia pohon dan riwayat kejadian sebelumnya.
"Prinsipnya antisipasi terus kami lakukan. Bukan hanya saat musim hujan, tetapi secara berkelanjutan," tambahnya.
Ia berharap dengan pemantauan rutin tersebut, kasus pohon tumbang di Kota Madiun yang dapat membahayakan warga dapat dicegah. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018