Lamongan (Antaranews jatim) - Presiden Joko Widodo menghadiri milad kampus Muhammadiyah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan yang berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur.

"Hari ini berbahagia sekali, saya ingin mengucapkan selamat milad yang ke-106 kepada Muhammadiyah. Muhammadiyah sudah 106 tahun memperjuangkan amal ma'ruf nahi mungkar, 106 tahun mengembangkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat dan 106 tahun mengabdi kepada negara, kepada ibu pertiwi. Terima kasih atas pengabdian Muhammadiyah yang tiada henti," kata Presiden di Lamongan, Senin.

Presiden menyampaikan hal itu dalam acara peresmian masjid Kampus "Ki Bagus Hadikusumo" dan perubahan bentuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah serta peletakan batu pertama pembangunan "tower" atau menara Universitas Muhammadiyah Lamongan.

"Selama 106 tahun Muhammadiyah telah mewakafkan tokoh-tokoh besarnya untuk kebesaran dan kemajuan negara, kemajuan bangsa. Kita tahu Bapak Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, Nyai Siti Walidah, Buya Hamka, Ki Bagus Hadikusumo, Kiai Haji Mas Mansoer, dan Mr. Kasman Singodimedjo yang 11 hari yang lalu telah kita tetapkan sebagai Pahlawan Nasional," ungkap Presiden.

Ada 6 sekolah tinggi Muhammadiyah yang berubah statusnya menjadi universitas yang ada di Kudus, Wonosobo, Jakarta, Serang, Sorong dan Lamongan.

"Selama 106 tahun, tugas pemerintah telah banyak diringkankan oleh keluarga besar Muhammadiyah di bidang kesehatan dan pendidikan," ucap Presiden.

Baca juga: Presiden Usulkan Pendirian "Fakultas Kelapa Sawit"

Di bidang kesehatan lebih dari 72 rumah sakit unggulan yang merata di seluruh Indonesia didirikan oleh Muhammadiyah ditambah ratusan klinik dan balai pengobatan Muhammadiyah di seluruh Tanah Air.

"Dan selama 106 tahun tugas pemerintah juga telah banyak diringankan oleh keluarga besar Muhammadiyah dalam mendidik bangsa. Lebih dari 5.000 sekolah, lebih dari 67 pesantren, lebih dari 170 perguruan tinggi didirikan oleh keluarga besar Muhammadiyah," tutur Presiden.

Presiden menilai, kontribusi Muhammadiyah bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas. Perguruan Tinggi Muhammadiyah selalu menjadi unggulan di semua kota besar di seluruh Indonesia.

"Supaya tahu saja, Bu Jokowi juga dulu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, tapi baru semester 6 sudah saya ajak kawin," tambah Presiden yang disambut tawa para hadirin.

Presiden pun meminta agar perguruan tinggi Muhammadiyah siap menghadapi perubahan yang sekarang ini dilihat begitu cepat dan menjaga persatuan, serta persaudaraan.

"Jangan sampai karena pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, dan pilihan presiden kita lupa bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, persaudaraan. Marilah kita jaga ukhuwah islamiah kita, ukhuwah wathaniah kita," tegas Presiden. 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menyatakan bahwa pemilihan nama Ki Bagus Hadikusumo adalah tokoh Muhammadiyah yang juga penentu sila pertama Pancasila sekaligus tokoh yang menghormati keberagaman di Indonesia.

"Kami yakin pertarungan terbesar untuk bangsa dalam pertarungan global ini mau tidak mau adalah pendidikan dan di samping pendirian perguruan tinggi baru akan dilakukan sesuai ketentuan di pemerintah mudah-mudahan Allah memberkahi," ujar Haedar.(*)
Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Surabaya

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018