Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengecek kebenaran penampakan enam buaya di perairan Bengawan Solo di Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, Kamis (15/11) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Masih kami koordinasikan dengan Tim SAR gabungan untuk mengecek keberadaan buaya Bengawan Solo. Kalau memang benar ya langkah yang dilakukan hanya mengamankan sekitarnya," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, Jumat.
Ia mengaku sudah memperoleh laporan adanya penampakkan enam ekor buaya di perairan Bengawan Solo di Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, dari anggota Tim SAR gabungan.
BPBD, menurut dia, juga akan berkoordinasi dengan Seksi Konservasi Wilayah 2 Bojonegoro terkait pengamanan sejumlah buaya Bengawan Solo itu.
Hal senada disampaikan Camat Baureno, Hariyanto yang juga sudah meminta masyarakat di tepian Bengawan Solo di lokasi buaya Bengawan Solo mengambang untuk berhati-hati.
Terkait kebenaran kemunculan buaya itu, ia mengaku belum tahu pasti, sebab belum ke lokasi menyaksikan sendiri, karena informasi kemunculan sejumlah buaya itu dari informasi masyarakat.
"Forpinka Baureno, juga pihak desa meminta masyarakat yang melakukan aktivitas di Bengawan Solo berhati-hati. Yang jelas informasi munculnya buaya Bengawan Solo sudah kami laporkan ke kabupaten," ujarnya.
Dari informasi yang diterima, katanya, masyarakat di sekitarnya menonton adanya sejumlah buaya yang muncul ke permukaan Bengawan Solo dari tepi.
Dari sejumlah foto yang beredar sejumlah warga berada di tepian Bengawan Solo di desa setempat menyaksikan buaya dengan ukuran cukup besar mengambang di tengah Bengawan Solo. Selain itu, juga ada foto dengan gambar buaya yang lokasinya di Bengawan Solo terlihat sama-samar di dekat rumpun bambu.
"Tim SAR perlu turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran keberadaan buaya Bengawan Solo itu. Sebab, warga khawatir kalau buaya itu naik ke darat," kata salah seorang anggota SAR gabungan Sukirno menambahkan.
Ia mengaku sudah membahas bersama dengan Tim SAR lainnya kemunculan sejumlah buaya di perairang Bengawan Solo untuk membahasa tindakan yang harus dilakukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Masih kami koordinasikan dengan Tim SAR gabungan untuk mengecek keberadaan buaya Bengawan Solo. Kalau memang benar ya langkah yang dilakukan hanya mengamankan sekitarnya," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, Jumat.
Ia mengaku sudah memperoleh laporan adanya penampakkan enam ekor buaya di perairan Bengawan Solo di Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, dari anggota Tim SAR gabungan.
BPBD, menurut dia, juga akan berkoordinasi dengan Seksi Konservasi Wilayah 2 Bojonegoro terkait pengamanan sejumlah buaya Bengawan Solo itu.
Hal senada disampaikan Camat Baureno, Hariyanto yang juga sudah meminta masyarakat di tepian Bengawan Solo di lokasi buaya Bengawan Solo mengambang untuk berhati-hati.
Terkait kebenaran kemunculan buaya itu, ia mengaku belum tahu pasti, sebab belum ke lokasi menyaksikan sendiri, karena informasi kemunculan sejumlah buaya itu dari informasi masyarakat.
"Forpinka Baureno, juga pihak desa meminta masyarakat yang melakukan aktivitas di Bengawan Solo berhati-hati. Yang jelas informasi munculnya buaya Bengawan Solo sudah kami laporkan ke kabupaten," ujarnya.
Dari informasi yang diterima, katanya, masyarakat di sekitarnya menonton adanya sejumlah buaya yang muncul ke permukaan Bengawan Solo dari tepi.
Dari sejumlah foto yang beredar sejumlah warga berada di tepian Bengawan Solo di desa setempat menyaksikan buaya dengan ukuran cukup besar mengambang di tengah Bengawan Solo. Selain itu, juga ada foto dengan gambar buaya yang lokasinya di Bengawan Solo terlihat sama-samar di dekat rumpun bambu.
"Tim SAR perlu turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran keberadaan buaya Bengawan Solo itu. Sebab, warga khawatir kalau buaya itu naik ke darat," kata salah seorang anggota SAR gabungan Sukirno menambahkan.
Ia mengaku sudah membahas bersama dengan Tim SAR lainnya kemunculan sejumlah buaya di perairang Bengawan Solo untuk membahasa tindakan yang harus dilakukan. (*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018