Bojonegoro (Antaranews Jatim) -  Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, mengembangkan tanaman pohon sengon seluas 305 hektare di kawasan hutan dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan sistem bagi hasil sejak 2017.

"Pengembangan tanaman pohon sengon ini menguntungkan petani yang tergabung dalam LMDH, sebab hanya dalam waktu berkisar lima atau enam tahun sudah bisa panen," kata Humas KPH Bojonegoro Markum, di Bojonegoro, Rabu.

Dalam kerja sama itu, menurut dia, Perhutani memperoleh bagi hasil 45 persen, sedangkan LMDH yang biasanya bekerja sama dengan swasta memperoleh bagian 55 persen.

"Tanaman pohon sengon yang merawat petani yang tergabung dalam LMDH," ucapnya.

Menurut dia, lokasi tanaman sengon yang mulai dikembangkan terutama ditanam di wilayah selatan yang hawanya lebih dingin dibandingkan kawasan hutan utara.

Ia menyebutkan lokasi tanaman sengon yang sudah mulai dikembangkan, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sekar, Sugihwaras, sebagian di desa Bubulan dan Ngasem.

Penanaman tanaman sengon, lanjut dia, ditentukan di lahan kosong, tidak ada tanaman jati. Perkembangan tanaman pohon sengon sekarang ini cukup bagus, meskipun baru setahun.

"Saat ini, lanjut dia, harga kayu pohon sengon berkisar Rp3 juta sampai Rp5 juta per meterkubik. Pembelinya datang sendiri karena kayu sengon untuk kebutuhan bahan kertas dan triplek," katanya.

Yang jelas, menurut dia, Perhutani membuka kesempatan kepada pihak luar untuk mengembangkan tanaman yang sesuai dengan karakter kawasan hutan terutama di kawasan objek wisata.

"Perhutani akan menerima kerja sama dengan pihak luar kalau memang ada yang berkeinginan mengembangkan tanaman buah-buahan di kawasan hutan yang menjadi lokasi objek wisata," katanya.

Ia menamahkan di kawasan hutan jati di daerahnya juga dikembangkan tanaman kayu putih seluas 423,7 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, sejak 2016.

"Saat ini daun kayu putih sudah panen. Pada musim hujan ini akan ada penanaman bibit kayu putih di sejumlah kawasan hutan dengan luas hektare sekitar 500 hektare," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018